Gatori sangat terpukul atas
kejadian ini dan tak menyangka dikeluarkan dari AUL. Gatori yang terluka parah
berusaha berdiri dan ingin kembali ke markas besar AUL, namun saat berhasil
berdiri dan berjalan perlahan menuju gerbang kota, para AUL menghadang dia
untuk masuk ke kota. Para AUL yang tidak berpikir panjang langsung menyerang
Gatori, Gatori menghindari serangan dan menyerang balik para AUL dengan jurus
Angin Sempit, dia menyatukan dirinya dengan angin dan membuatnya padat dengan
cara proses mengkristal seperti baja dan menghimpit para AUL. Setelah
mengalahkan para AUL, Gatori melanjutkan berjalan menuju markas besar AUL, di
tengah jalan tiba-tiba Gatori rubuh dan tidak sadarkan diri, dari jarak 50 km
ada seseorang yang telah membidik Gatori sewatu masih memasuki gerbang kota.
Orang tersebut membawa sebuah kotak kayu besar dan memasukkan Gatori ke dalam
kotak tersebut dan dihanyutkan ke laut. Beberapa hari Gatori mengapung di laut,
Gatori terbangun “kenapa tiba-tiba gelap, (ingin berdiri) Aduhh !!! apa diatas
kepalaku ini ?? Hmm semacam penutup, Baiklah aku akan menghancurkannya”, Gatori
memukul penutup kotak kayu tersebut dan Gatori pun dapat bebas tapi Gatori
tidak dapat keluar dari kotak kayu karena masih berada di tengah laut. “Ehhh
aku harus bagaimana ini?? Aku terjebak di tengah laut, (melihat ke bawah laut)
Wahh kalau aku terjatuh habis sudah.”, selama 5 jam berfikir untuk bisa mendarat di pulau,
tiba-tiba sebuah kapal bajak laut besar menghampiri Gatori, “Wahh besar sekali kapal
itu” seru Gatori, “Hoii, siapa dibawah sana??” bertanya salah seorang awak
kapal, “Wahh dia AUL !! Bunuh dia !!!” seru seorang lagi awak kapal itu dengan
melihat seragam yang dikenakan Gatori dan menyerang Gatori dengan menembaknya,
“Hihihi percuma saja, aku manusia angin” Gatori tertawa dan menyerang kedua
awak kapal tersebut dengan jurus Tinju Anginnya dan langsung naik ke kapal
bajak laut tersebut. Sosok manusia besar muncul dan ternyata dia adalah kapten
bajak laut itu, namanya kapten Jendri, “Wah wah wah sepertinya ada tamu dari
AUL yaa?? Hmm ternyata anak baru dan terlihat lemah, sepertinya aku tidak perlu
turun tangan, maju anak-anak buahku !!” seru Jendri memerintah anak buahnya
yang berjumlah 30 orang untuk menyerang Gatori, “Cihh mudah saja aku
mengalahkan mereka”, Gatori pun merespon mereka dengan menyerang balik, dengan
mudahnya Gatori mengalahkan mereka satu per satu, Gatori menggunakan semua
anggota badannya untuk menyerang mereka satu per satu, “Fisiknya saja terlihat lemah tapi saat bertarung dia kuat juga”
Jendri bicara dalam hati, “(Ngos-ngosan) lumayan juga mereka tapi belum cukup
untuk mengalahkanku, Yahh sekarang tinggal kau, Jenhitam” sahut Gatori mengajak
Jendri bertarung, “(Dengan amarah) Beraninya kau mengejekku !!” Jendri langsung
menerjang Gatori dengan lengan besarnya yang hitam namun sia-sia karena pukulan
dari Jendri menembus wajah Gatori, “Apa?? Kau pengguna kekuatan akuma??” heran
Jendri, “Benar, hihihi maaf yaa aku menghajarmu” Gatori tertawa pada Jendri dan
memukul dengan keras Jendri, Jendri pun terlempar jauh ke langit, Gatori
berbalik melihat semua anak buah Jendri dan seketika semua anak buah Jendri
ketakutan dan lari terbirit-birit hingga menceburkan diri ke laut, “Hehh
membuat capek saja, yang penting aku bisa aman dari laut” seru Gatori dan
berlayar.
Di tengah perjalanan mencari
sebuah pulau, tiba-tiba Gatori merasa dibuntuti oleh sebuah kapal namun berbeda
dari kapal sebelumnya, kapal yang membuntuti Gatori adalah kapal AUL, “Kapten,
ada kapal bajak laut arah jam 9” lapor seorang prajurit AUL pada kapten,
“Lakukan penyerangan segera” perintah kapten tersebut, “Siaap!!” respon para
prajurit. Kapal AUL menyerang membabibuta kapal yang dinahkodai Gatori, “Wah
wah wah, gawat kapal itu menyerangku” kaget Gatori, sebuah bola meriam mengarah
ke Gatori dan dengan sigap Gatori menghancurkan bola meriam itu dengan jurus
Cakar Udara nya, mengubah udara menjadi cakar berkuku tiga dan bola meriam itu
meletus di udara, kapal AUL menembakkan lebih banyak bola meriam ke arah Gatori
namun dengan sigap Gatori mencakar semua bola meriam yang mengarah padanya.
“Tembakkan saja semua bola meriamny, aku akan menghancurkan semuanya” Gatori
dengan percaya dirinya melawan kapal AUL tersebut. Saat menunggu serangan yang
datang, kapal AUL menembakkan sebuah bola meriam raksasa yang berukuran
setengah ukuran pulau, “Wa wa wahh, besar sekali ukurannya, kalau tidak kucegah
habis sudah hidupku” kata Gatori dengan was was, “Yehh tidak ada yang bisa
mengalahkanku walalupun itu mengancam hidupku” seru Gatori dengan semangatnya
langsung menyerang bola meriam yang ukurannya luar biasa tersebut dan dia pun
mengeluarkan jurus Seribu Angin Topan, dia menggunakan kekuatan anginnya untuk
membuat sebuah pukulan bertubi-tubi selama hampir 3 menit menahan bola meriam
tersebut, “Lumayan kebal bola meriam ini,
tidak ! Ini hanya perasaanku saja, aku lebih kuat dari bola meriam ini, akan
kuhancurkan dengan segera !” kata dalam hati Gatori dan memulai mendominasi
pertarungan, bola meriam itu perlahan terdorong ke belakang, “Akan kutuntaskan
segera, Pukulan Angin Topan !” Gatori menarik tangan kirinya ke belakang dan
melontarkannya dengan kekuatan penuh dan bola meriam itu terlempar kembali ke
kapal AUL, seseorang dari kapal AUL langsung melompat ke arah bola meriam tersebut
dan menggunakan telapak tangannya untuk menghancurkan bola meriam itu “Tapak
Suci !” seru orang tersebut dan bola meriam itu meledak tepat di atas kapal AUL tersebut, “Hebat,
kapten Sila benar-benar kuat, aku bangga menjadi bawahannya” ucap salah seorang
anak buah kapal AUL tersebut sambil melihat serangan yang dilakukan Sila tadi.
Gatori kaget melihat serangan
tersebut dan mengenali serangan itu, “Ternyata Sila yah, tidak kusangka dia
sudah menjadi kapten kapal AUL” sahut Gatori melihat jurus yang dikeluarkan
Sila, “Ada apa, bocah buangan ?” tanya Sila yang tiba-tiba muncul di belakang
Gatori, Gatori kaget dan melihat ke belakang, “Teknik teleportasi ya, ternyata
bocah silat sudah kuat sekarang” kata Gatori kepada Sila, “Ini semua berkat
perguruan yang aku tekuni selama di AUL, aku berusaha keras agar aku bisa
menjadi seorang admiral AUL seperti tuan Kizaru dan tuan Ishho, itu juga
termasuk impianmu kan, bocah kentut??” respon Sila mengejek Gatori, “Chh aku
juga sudah berusaha keras untuk menjadi seorang admiral seperti mereka!” kata
Gatori dengan nada tegas, “Hahaha tapi sayang aku sudah setingkat di atasmu,
aku sudah menjadi seorang kapten kapal sedangkan kau?? Kau masih menjadi
prajurit biasa tapi ngomong-ngomong kenapa kau menaiki kapal bajak laut?? Apa
kau tertangkap?? Hahaha dasar lemah!!” ucap Sila meremehkan Gatori, “Jangan
sembarang bicara, Sila!! Aku berada di atas kapal ini karena aku dibuang oleh
tuan Kizaru dan AUL!!” kata Gatori dengan nada marah, “Hahaha itu karena kau
terlalu lemah dan tidak dapat menangkap seorang bajak laut kelas teri pun” ejek
Sila, “Akan kubuktikan kepada semua orang-orang AUL bahwa aku akan mengalahkan
‘musuh dunia’ ini!!” seru Gatori, Sila dengan teknik teleportasinya langsung
berpindah tempat ke samping Gatori dan menyerang Gatori dengan jurus Tapak Suci
nya, Gatori dengan kemampuan anginnya tidak dapat menangkis serangan tersebut
walaupun diketahui kemampuan yang didapat Gatori tidak dapat melukainya hanya
dengan serangan fisik, “Ada apa ini??
Kenapa aku tidak bisa menghindari serangannya padahal kemampuanku tidak mempan
terhadap serangan fisik.” heran Gatori, “Hahaha pengguna akuma seperti kau
tidak akan bisa menangkis serangan ini karena aku mentransfer kekuatan batu
laut ke jurusku dan menonaktifkan pengguna buah akuma dan bukan hanya itu, aku
juga mampu menghisap keukuatan akuma dan bisa menggunakannya sebagai serangan
balik” Sila menjelaskan kekuatannya pada Gatori, “Terbanglah!! Tapak Suci:
Pelontar Angin!!” Sila menggunakan Tapak Sucinya dengan memanfaatkan kekuatan
angin dari Gatori dan dalam sekejap Gatori terlontar dari kapal, “Ukhh sial, aku kalah telak dari dia, tapi
aku harus melawan balik Sila” Gatori dengan nada kesakitan, “Aku harus
membalasnya” Gatori dengan cepat menyatu dengan angin laut namun apa yang
terjadi justru kekuatannya makin meemah karena efek dorongan angin laut yang
membuat butiran air laut terangkat ke udara, “Tidak bisa, aku tidak bisa menyatu dengan angin laut, kekuatanku makin
melemah” Gatori perlahan melemah dan semakin terbawa angin, Gatori pun
pingsan.
Selama hampir 20 jam melayang di
udara, Gatori pun sadar, “Uwaa!! Aku belum mendarat, bagaimana ini, aku
terlempar sangat jauh darai kapal, aku harus bagaimana??” Gatori mencari cara
untuk bisa mendarat, Gatori membalikkan badannya dengan wajah menghadap ke
laut, “Aku harus mencari sebuah pulau untuk mendarat” pikir Gatori, setelah
beberapa menit memperhatikan laut akhirnya dia melihat sebuah pulau yang
dipenuhi dengan batu, “Itu dia, lagipula disekitar sini anginnya tidak
mengandung banyak embun air laut, aku bisa menyatu dan mendarat ke pulau itu”,
Gatori mulai mengubah tubuhnya menjadi angin dan mengarahkan dirinya ke pulau
itu. Gatori pun mendarat dengan selamat pulau itu.
Gatori melihat sekelilingnya
dipenuhi dengan batu-batu yang berbeda-beda bentuknya, “Waah pulau ini terbuat
dari batu bahkan dari pohonnya sendiri terlihat seperti batu” puji Gatori pada
pulau itu, pulau yang bernama Bongbatu, pulau yang hampir isinya bermaterial
keras bahkan kapaspun hampir sepadat batu. Gatori menikmati pemandangan dengan
berjalan-jalan sekitar hutan, tiba-tiba gatori diserang oleh seseorang dengan
tembakan jaring laba-laba. Gatori sempat menghindar tapi tetapi saja Gatori
terkena serangan itu. “Sial, padahal aku
sudah menghindar dengan menjadi angin tapi aku terkena serangannya” kata
Gatori dalam hati, “Hei, siapa kau?? Keluarlah!!” seru Gatori pada orang
tersebut, “Apa yang kau lakukan di pulau ini-laba??” tanya orang tersebut, “Ma.. maaf sebelumnya, saya tidak ada
maksud untuk ke pulau ini tapi saya disini karena takdir” kata Gatori, “Jika
memang takdir, apa tujuanmu datang kesini??” tanya orang itu, “Saya datang
kesini karena terdampar, saya dilemparkan seseorang kesini” jawab Gatori dengan
gugup, “ ‘dilemparkan’?? bagaimana bisa?? Apa kau seorang bajak laut??” tanya
orang tersebut, “Saya seorang AUL” jawab Gatori, orang tersebut langsung
merespon pernyataan Gatori dengan tembakan jaring dengan bertubi-tubi, “Jangan
pernah menginjakkan kakimu disini lagi, AUL kurang ajar!!” kata orang dengan
nada amarah. Dengan tembakan tersebut, Gatori pun tidak dapat menghindari
serangan tersebut dan pasrah tertembak dan berlumuran darah. “Aku tidak akan
membiarkan orang busuk seperti kalian menginjakkan kaki di pulau kami lagi,
sudah banyak penduduk kami meninggal sia-sia karena keserakahan kalian!!” seru
orang itu, Gatori yang terkena telak langsung menghilang dan menyerang balik
orang itu, “Aku... bukan lagi bagian dari mereka!!” Gatori dengan kekuatan
penuh memukul orang tersebut dan terlempar. Orang yang terlempar tersebut
menabrak bongkahan batu besar dan terhenti disitu, Gatori yang mengikutinya
langsung jongkok di depan orang tersebut, “Terima kasih tuan..” kata Gatori
sambil terisak-isak, “Kau..” kaget orang
tersebut, Gatori langsung bersujud di depan orang tersebut, “Hoee kenapa
tiba-tiba kau sujud di depanku??” tanya orang itu pada Gatori, “Maafkan saya
yang telah memukul anda, saya sangat bersalah” kata Gatori dengan penuh
penyesalan, “Ada apa dengan dirimu bocah??” tanya orang itu, “Saya atas nama
AUL dengan sangat menyesal telah melakukan kesalahan atas kejadian yang menimpa
anda dan para penduduk pulau ini, saya berjanji akan menjadi seorang AUL yang
menjunjung kebenaran” kata Gatori dengan tegas, “kalau begitu biarkan aku
memperkenalkan diri, namaku Labantara, kau bisa memanggilku Laba” kata orang
dengan memperkenalkan dirinya, “Saya Gatori” Gatori menolong Laba yang terjepit
di tebing batu.
“Mendengarmu berkata seperti itu
aku tersadar masih ada AUL yang punya hati mulia walaupun kau sudah memukulku”
kata Laba, “Hehehe tidak juga tuan Laba” kata Gatori dengan tersipu malu, “Ahh
jangan panggil aku tuan, cukup panggil aku Laba” respon Laba, “I..iya Laba”
jawab Gatori, “Hahaha jangan gugup begitu, anggap aku sebayamu karena aku masih
muda” kata Laba menertawai Gatori, “Tapi wajahmu sangat menakutkan dan terlihat
tua” kata Gatori dengan mengejek rupa Laba, “Heii jangan mengejek mukaku,
mukaku memang seperti ini” Laba menampar kepala Gatori, “Aduhh sakit Laba, ehh
tunggu bagaimana bisa kau memukulku padahal kau menggunakan tangan kosong??”
tanya Gatori sambil kesakitan, “Itu karena aku menggunakan sarung tangan khusus
dari garam” jawab Laba dengan menunjukkan sarung tangan yang dia pakai,
“Garam?? Seperti batu laut ya??” tanya Gatori dengan heran, “Yahh seperti itulah,
dari sekian senjata peprang melawan bajak laut, sarung tangan inilah yang
paling banyak digunakan selain mudah juga ringan dibawa kemana-mana” Laba
menjelaskan kegunaan sarung tangan yang dia pakai, “Keren!! Tapi kau juga punya
kemampuan mengeluarkan jaring, apa itu efek kutukan??” tanya Gatori lagi, “Iya
betul, aku juga pengguna kutukan sepertimu, pasti kau heran kenapa aku bisa
mengeluarkan kekuatan jaringku padahal aku ‘menggunakan’ penolak kutukan, itu
karena aku ‘menyatukan’ diriku dengan sarung tangan ini” jawab Laba, “
‘menyatukan’?? Aku tidak mengerti bagaimana bisa kau mengeluarkan kekuatan
kutukanmu sedangkan kau menggunakan garam laut??” tanya Gatori lagi, “Ini
karena aku menggunakan Haki Boshosoku (Ambisi Senjata) di tanganku sehingga aku
bisa menggunakan kekuatan kutukanku tapi butuh waktu yang lama aku bisa
menguasai kekuatan jaringku dengan menggunakan garam laut ini dan dari sekian
material laut garam salah satu material yang mengandung unsur laut yang
sedikit” Laba menjelaskan alasan mengapa dia bisa menggunakan senjata penetral
kutukan dan kekuatan kutukannya secara bersamaan.
Sementara mereka bercengkrama,
mereka dikagetkan dengan ledakan yang berada di tengah kota. “Ledakan apa
itu??” tanya Gatori, “Jangan-jangan...” Laba tiba-tiba berlari ke tempat
kejadian itu, “Laba tunggu!!” Gatori ikut lari di belakang Laba. “Laba kenapa
kau tiba-tiba lari?? Apa kau tahu siapa yang melakukan??” tanya Gatori, “Bajak
laut” kata Laba dengan tatapan tajam menuju arah kota. Di tengah kota, sekelompok
bajak laut menyerang kota dengan membabi buta, “Serahkan semua yang kalian
punya, uang, perhiasan, bahkan anggota keluarga kalian, jika tidak akan
kuhancurkan seisi kota ini” kata kapten bajak laut itu, Laba dari jarak 3 km
dari pusat kota dimana posisi bajak laut itu berada menembakkan jaring
laba-labanya membentuk sebuah jaring raksasa dan langsung menangkap komplotan
bajak laut itu. “Apa yang kalian lakukan di kotaku??” tanya Laba, “Kami ingin
menjarah kalian” kata seorang bajak laut itu, “Selain itu??” tanya Laba
kembali, “Dan juga mengincar mantan jendral kaki delapan, Laba!!” kapten bajak
laut itu mengeluarkan pistol dan menembakkannya ke arah Laba dan Laba terkena
di bagian bahunya, “Si... sial, peluru garam” kata Laba meringis kesakitan, “Laba,
kau tidak apa-apa??” tanya Gatori pada Laba, “Tidak aku...” belu sempat selesai
bicara Laba langsung pingsan, “Hoeee apa yang kau sudah lakukan pada temanku!!”
seru Gatori dengan nada marah pada bajak laut, sesaat setelah Gatori marah pada
bajak laut itu terjadi angin kencang di sekitar kota, “A... apa yang terjadi??”
tanya kapten bajak laut itu dengan nada ketakutan, mata Gatori memutih dan
Gatori tiba-tiba menghilang, angin kencang tertiup sampai ke hutan tersebut
membuat pohon-pohon berguguran daunnya hingga ada juga beberapa pohon yang
tumbang, para warga kota mencari tempat aman agar tidak tertiup angin, dan
seketika komplotan bajak laut itu pingsan dan berlumuran darah, anging kencang
yang tadi tiba-tiba menghilang dan setelah itu Gatori muncul dari belakang
komplotan bajak laut itu dengan posisi berdiri, tak lama setelah berdiri Gatori
pun pingsan, “A... apa yang terjadi padaku, (melihat seisi kota) heh heh kenapa
semuanya berantakan, (melihat ke arah komplotan bajak laut) kenapa mereka??
Siapa yang melakukannya??” tanya Laba dengan penuh keheranan, Laba berusaha
berdiri dan mencari Gatori, sekitar 30 detik mencari Gatori akhirnya Laba
menemukan Gatori dengan tidak sadarkan diri, “Gatori!!, Gatori, apa yang
terjadi denganmu?? Gawat aku harus membawanya ke rumah sakit” kata Laba dengan
panik, Gatori tiba-tiba tersadar, “Ti... tidak usah Laba, aku baik-baik saja”
kata Gatori dengan pelan sambil memegang lengan baju Laba, “Baiklah, tapi...
apa yang sebenarnya terjadi tadi??” tanya Laba pada Gatori, “Aku juga tidak
tahu, saat aku marah tadi tiba-tiba aku ingat apa-apa setelahnya dan tidak
sadarkan diri” kata Gatori dengan keheranan, “Hmm sepertinya ada sesuatu yang
‘mengamuk’ ketika kita pingsan tapi kita tidak tahu apa itu tapi sepertinya
‘dia’ telah menolong kita” Laba menjelaskan kejadian tadi dengan pendapatnya,
“Kalau begitu, kita kurung saja bajak laut ini dan menolong warga yang terluka
akibat ulah bajak laut” seru Gatori mengajak Laba untuk menolong warga dan
merenovasi kota seperti semula.
Gatori, Laba, dan para warga
bergotong royong membangun kembali kota yang hancur karena ulah bajak laut tadi
dan bajak laut yang membuat kerusuhan tadi dipenjarakan di kota dan akan
dikirim ke markas AUL terdekat dari pulau Bongkabatu. Sementara itu pihak AUL sudah
mengambil tahanan bajak laut tadi lalu pergi, Gatori dan Laba tidak ingin
memberitahu jika merekalah yang mengalahkan bajak laut itu, para warga
mengatakan jika ada seseorang yang mengalahkan mereka dan meninggal di tempat
sehingga Gatori, Laba, dan para warga membuat kuburan palsu guna menutupi
kejadian yang mereka lakukan. Meihat kesempatan itu, Gatori langsung menuju
kapal AUL tersebut, “Siapa kapten disini?? Aku ingin berbicara sesuatu yang
penting” kata Gatori pada salah satu awak kapal AUL itu, “Ada apa mencariku
anak muda??” muncul suara dari ruang istirahat kapal AUL, dia berjalan keluar
dan sosoknya yang tinggi agak kurus dengan telinga yang sangat lebar seperti
kelelawar, dia memakai semacam pelindung guna melindungi dirinya dari cahaya
matahari dan menngunakan semacam “senter” kegelapan agar dia bisa bergerak di
siang hari yang terik, dia lemah pada tempat atau sesuatu yang terang tapi dia
sangat kuat ketika dia berada pada tempat yang gelap, nama jendral tersebut
adalah jendral Kamga. “A... anda, jangan-jangan jendral Kamga, kenapa anda bisa
di...” kata Gatori dengan gemetaran tapi perkataannya langsung dipotong Laba,
“Heii apa yang kau lakukan disini jendral busuk!!” kata Laba dengan nada marah
dan menunjuk dia dengan tajam, “Hahaha salah saya apa bocah?? Aku sudah
menjalankan tugas saya untuk menangkap bajak laut ini” kata Kamga dengan
angkuhnya, “Itu saja yang kau lakukan selain itu kau membuat kami menderita!!”
tanpa pikir panjang Laba langsung menyerang Kamga, tapi Kamga menghilang, Laba
yang menyerang “tubuh” Kamga langsung terjebak dengan tangannya tidak bisa
keluar dari “bayangan” tersebut dan Laba lupa mengenakan sarung tangannya dan
tertinggal di salah satu rumah warga, sebuah sabit hitam keluar dari bayangan
yang menjebak Laba, disaat sabit itu akan menebas Laba, “Uwaaa itu salah satu
senjata mematikan milik jendral Kamga, Sabit Kegelapan!!” ucap salah seorang
awak kapal Kamga, Gatori dengan sigap menahan sabit itu dengan tangan kosong
namun tangan Gatori mengeluarkan darah yang banyak, “Jangan pernah menyentuh
temanku dengan tangan kotormu itu!!” Gatori yang tadinya sopan terhadap Kamga
kini tidak lagi hormat padanya karena semua fakta yang diceritakan oleh Laba,
“Heii, kenapa kau menyelamatkanku??” tanya Laba, “Karena aku temanmu, itu saja”
jawab Gatori dengan tersenyum, “Kalau begitu kubunuh saja kalian berdua, aku
memang ‘otak’ dibalik semua ini, sengaja aku menyewa bajak laut itu agar aku
bisa melihat kekacauan di kota Keril, kota yang mereka serang tadi, aku muak
dengan orang-orangnya karena mereka tidak patuh terhadapku” kata “bayangan
Kamga, “Kami tidak akan patuh pada orang yang dengan semena-menanya memerintah
kami, kami juga punya hak untuk bebas melakukan apapun karena kami ini adalah
manusia, mahkluk yang sama sepertimu yang butuh juga kebebasan!!” kata Laba
dengan lantang, “Berisik!!” muncul lagi sabit di arah berlawanan untuk menebas
Laba, Laba langsung mengubah dirinya menjadi jaring laba-laba, “Apa?? Bagaimana
bisa??” heran Kamga, “Aku sebenarnya bisa mengelak dari tadi bahkan tanpa
bantuan Gatori tapi ini semua kami rencanakan agar aku bisa memperlihatkan
kepada Gatori bahwa ada orang AUL yang busuk seperti kau, ternyata masih ada
keadilan ‘palsu’ yang dibawa AUL dari Marine, angkatan laut masa lalu yang
telah ditaklukkan oleh semangat ‘D’!!” kata Laba, “Semangat ‘D’?? Apa itu?? Aku yang bahkan di AUL belum pernah dengar
cerita itu, sepertinya orang yang membawa semangat ‘D’ itu... jangan-jangan
orang yang dimaksud Laba adalah...” kata Gatori dalam hati, “Hoeee Gatori,
jangan melamun, bantu aku membasmi bayangan menyebalkan ini” seru Laba kepada
Gatori, “Yahh aku akan menghancurkan bayangan ini!! Pukulan Angin Tornado!!”
Gatori memukul Kamga dengan mengubah tangannya menjadi sebuah angin tornado
kecil dan menghantam bayangan Kamga dan terlempar, “Akhirnya saya bisa
menyentuh anda, ternyata anda tidak bisa berkamuflase menjadi bayangan ketika
anda ‘menjebak’ sesuatu karena kekuatan anda akan terfokus pada benda yang anda
‘jebak’, bukan begitu, jendral Kamga??” Gatori menjelaskan kekuatan buah
kutukan Panni-Panni[1], Laba
yang tadinya berubah menjadi jaring laba-laba memburu Kamga yang terlempar dan
memukul balik Kamga dengan pukulan beracunnya, “Ti... tidak mung... kin” kata
Kamga dengan terbata-bata, “Setelah racun itu menyentuhmu kau akan merasa
lumpuh sedikit demi sedikit tapi semakin kau bergerak kau akan lebih cepat
lumpuh” jelas Laba, “Ti... tidak mung... kin o.. orang se... sepertimu bi... sa
me... nga... lahkanku... ja... ngan kira ka... lian bisa la... ri dari si... ni
ji... ka A... UL tau u...lah kalian ka... lian a... kan me... nyesal” kata
Kamga yang perlahan mulai lumpuh dan pingsan, “Hahaha jangan mati dulu, itu
hanya racun pelumpuh saja, mana mungkin aku membunuh seseorang, setidaknya aku
masih punya belas kasihan dengan orang lain, dan aku tidak akan takut pada AUL
selama aku melakukan kebenaran” kata Laba sambil tertawa.
Setelah mengalahkan jendral Kamga
yang sangat otoriter, akhirnya pulau Bongkabatu aman dari AULyang tidak
bertanggung jawab. Setelah insiden itu, AUL segera ke pulau Bongkabatu melihat
kejadian itu, “Ada apa ini?? Apa yang terjadi pada Kamga??” tanya salah seorang
panglima AUL, “Saya melaporkan bahwa jendral Kamga telah dikalahkan seseorang”
lapor salah satu awak kapal Kamga, “Siapa mereka??” tanya panglima AUL itu,
“Saya tidak tahu bahkan mengenal mereka tapi mereka berjumlah dua orang dan
salah satu dari mereka menggunakan seragam AUL” jawab awak kapal Kamga yang
lain, “Seragam AUL?? Jangan-jangan murid
dari admiral Kizaru yang akan didepaknya, cukup tangguh jugga dia bisa
mengalahkan salah satu jendral kuat AUL” kata panglima AUL itu dalam hati,
“Kalau begitu aku akan menahan Kamga dan kalian akan direhabilitasi karena
telah mengikuti Kamga yang busuk ini dan memberitahu pada atasan AUL bahwa yang
meghentikan kejahatan Kamga adalah saya dan untuk mereka berdua...” jawab
panglima AUL itu dengan katanya terpotong, “Bagaimana dengan mereka berdua,
pak??” tanya awak kapal Kamga, “Kalian akan lihat besok” jawab panglima AUL
itu, “Si.. siap pak, kami akan sesegera mungkin mengikuti rehabilitasi yang
anda sarankan”respon awak kapal Kamga dengan tegas.
BERSAMBUNG..
No comments:
Post a Comment