Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Monday, 12 December 2016

One Sea (Chapter 3)



Gatori sangat terpukul atas kejadian ini dan tak menyangka dikeluarkan dari AUL. Gatori yang terluka parah berusaha berdiri dan ingin kembali ke markas besar AUL, namun saat berhasil berdiri dan berjalan perlahan menuju gerbang kota, para AUL menghadang dia untuk masuk ke kota. Para AUL yang tidak berpikir panjang langsung menyerang Gatori, Gatori menghindari serangan dan menyerang balik para AUL dengan jurus Angin Sempit, dia menyatukan dirinya dengan angin dan membuatnya padat dengan cara proses mengkristal seperti baja dan menghimpit para AUL. Setelah mengalahkan para AUL, Gatori melanjutkan berjalan menuju markas besar AUL, di tengah jalan tiba-tiba Gatori rubuh dan tidak sadarkan diri, dari jarak 50 km ada seseorang yang telah membidik Gatori sewatu masih memasuki gerbang kota. Orang tersebut membawa sebuah kotak kayu besar dan memasukkan Gatori ke dalam kotak tersebut dan dihanyutkan ke laut. Beberapa hari Gatori mengapung di laut, Gatori terbangun “kenapa tiba-tiba gelap, (ingin berdiri) Aduhh !!! apa diatas kepalaku ini ?? Hmm semacam penutup, Baiklah aku akan menghancurkannya”, Gatori memukul penutup kotak kayu tersebut dan Gatori pun dapat bebas tapi Gatori tidak dapat keluar dari kotak kayu karena masih berada di tengah laut. “Ehhh aku harus bagaimana ini?? Aku terjebak di tengah laut, (melihat ke bawah laut) Wahh kalau aku terjatuh habis sudah.”, selama  5 jam berfikir untuk bisa mendarat di pulau, tiba-tiba sebuah kapal bajak laut besar menghampiri Gatori, “Wahh besar sekali kapal itu” seru Gatori, “Hoii, siapa dibawah sana??” bertanya salah seorang awak kapal, “Wahh dia AUL !! Bunuh dia !!!” seru seorang lagi awak kapal itu dengan melihat seragam yang dikenakan Gatori dan menyerang Gatori dengan menembaknya, “Hihihi percuma saja, aku manusia angin” Gatori tertawa dan menyerang kedua awak kapal tersebut dengan jurus Tinju Anginnya dan langsung naik ke kapal bajak laut tersebut. Sosok manusia besar muncul dan ternyata dia adalah kapten bajak laut itu, namanya kapten Jendri, “Wah wah wah sepertinya ada tamu dari AUL yaa?? Hmm ternyata anak baru dan terlihat lemah, sepertinya aku tidak perlu turun tangan, maju anak-anak buahku !!” seru Jendri memerintah anak buahnya yang berjumlah 30 orang untuk menyerang Gatori, “Cihh mudah saja aku mengalahkan mereka”, Gatori pun merespon mereka dengan menyerang balik, dengan mudahnya Gatori mengalahkan mereka satu per satu, Gatori menggunakan semua anggota badannya untuk menyerang mereka satu per satu, “Fisiknya saja terlihat lemah tapi saat bertarung dia kuat juga” Jendri bicara dalam hati, “(Ngos-ngosan) lumayan juga mereka tapi belum cukup untuk mengalahkanku, Yahh sekarang tinggal kau, Jenhitam” sahut Gatori mengajak Jendri bertarung, “(Dengan amarah) Beraninya kau mengejekku !!” Jendri langsung menerjang Gatori dengan lengan besarnya yang hitam namun sia-sia karena pukulan dari Jendri menembus wajah Gatori, “Apa?? Kau pengguna kekuatan akuma??” heran Jendri, “Benar, hihihi maaf yaa aku menghajarmu” Gatori tertawa pada Jendri dan memukul dengan keras Jendri, Jendri pun terlempar jauh ke langit, Gatori berbalik melihat semua anak buah Jendri dan seketika semua anak buah Jendri ketakutan dan lari terbirit-birit hingga menceburkan diri ke laut, “Hehh membuat capek saja, yang penting aku bisa aman dari laut” seru Gatori dan berlayar.
Di tengah perjalanan mencari sebuah pulau, tiba-tiba Gatori merasa dibuntuti oleh sebuah kapal namun berbeda dari kapal sebelumnya, kapal yang membuntuti Gatori adalah kapal AUL, “Kapten, ada kapal bajak laut arah jam 9” lapor seorang prajurit AUL pada kapten, “Lakukan penyerangan segera” perintah kapten tersebut, “Siaap!!” respon para prajurit. Kapal AUL menyerang membabibuta kapal yang dinahkodai Gatori, “Wah wah wah, gawat kapal itu menyerangku” kaget Gatori, sebuah bola meriam mengarah ke Gatori dan dengan sigap Gatori menghancurkan bola meriam itu dengan jurus Cakar Udara nya, mengubah udara menjadi cakar berkuku tiga dan bola meriam itu meletus di udara, kapal AUL menembakkan lebih banyak bola meriam ke arah Gatori namun dengan sigap Gatori mencakar semua bola meriam yang mengarah padanya. “Tembakkan saja semua bola meriamny, aku akan menghancurkan semuanya” Gatori dengan percaya dirinya melawan kapal AUL tersebut. Saat menunggu serangan yang datang, kapal AUL menembakkan sebuah bola meriam raksasa yang berukuran setengah ukuran pulau, “Wa wa wahh, besar sekali ukurannya, kalau tidak kucegah habis sudah hidupku” kata Gatori dengan was was, “Yehh tidak ada yang bisa mengalahkanku walalupun itu mengancam hidupku” seru Gatori dengan semangatnya langsung menyerang bola meriam yang ukurannya luar biasa tersebut dan dia pun mengeluarkan jurus Seribu Angin Topan, dia menggunakan kekuatan anginnya untuk membuat sebuah pukulan bertubi-tubi selama hampir 3 menit menahan bola meriam tersebut, “Lumayan kebal bola meriam ini, tidak ! Ini hanya perasaanku saja, aku lebih kuat dari bola meriam ini, akan kuhancurkan dengan segera !” kata dalam hati Gatori dan memulai mendominasi pertarungan, bola meriam itu perlahan terdorong ke belakang, “Akan kutuntaskan segera, Pukulan Angin Topan !” Gatori menarik tangan kirinya ke belakang dan melontarkannya dengan kekuatan penuh dan bola meriam itu terlempar kembali ke kapal AUL, seseorang dari kapal AUL langsung melompat ke arah bola meriam tersebut dan menggunakan telapak tangannya untuk menghancurkan bola meriam itu “Tapak Suci !” seru orang tersebut dan bola meriam itu meledak  tepat di atas kapal AUL tersebut, “Hebat, kapten Sila benar-benar kuat, aku bangga menjadi bawahannya” ucap salah seorang anak buah kapal AUL tersebut sambil melihat serangan yang dilakukan Sila tadi.
Gatori kaget melihat serangan tersebut dan mengenali serangan itu, “Ternyata Sila yah, tidak kusangka dia sudah menjadi kapten kapal AUL” sahut Gatori melihat jurus yang dikeluarkan Sila, “Ada apa, bocah buangan ?” tanya Sila yang tiba-tiba muncul di belakang Gatori, Gatori kaget dan melihat ke belakang, “Teknik teleportasi ya, ternyata bocah silat sudah kuat sekarang” kata Gatori kepada Sila, “Ini semua berkat perguruan yang aku tekuni selama di AUL, aku berusaha keras agar aku bisa menjadi seorang admiral AUL seperti tuan Kizaru dan tuan Ishho, itu juga termasuk impianmu kan, bocah kentut??” respon Sila mengejek Gatori, “Chh aku juga sudah berusaha keras untuk menjadi seorang admiral seperti mereka!” kata Gatori dengan nada tegas, “Hahaha tapi sayang aku sudah setingkat di atasmu, aku sudah menjadi seorang kapten kapal sedangkan kau?? Kau masih menjadi prajurit biasa tapi ngomong-ngomong kenapa kau menaiki kapal bajak laut?? Apa kau tertangkap?? Hahaha dasar lemah!!” ucap Sila meremehkan Gatori, “Jangan sembarang bicara, Sila!! Aku berada di atas kapal ini karena aku dibuang oleh tuan Kizaru dan AUL!!” kata Gatori dengan nada marah, “Hahaha itu karena kau terlalu lemah dan tidak dapat menangkap seorang bajak laut kelas teri pun” ejek Sila, “Akan kubuktikan kepada semua orang-orang AUL bahwa aku akan mengalahkan ‘musuh dunia’ ini!!” seru Gatori, Sila dengan teknik teleportasinya langsung berpindah tempat ke samping Gatori dan menyerang Gatori dengan jurus Tapak Suci nya, Gatori dengan kemampuan anginnya tidak dapat menangkis serangan tersebut walaupun diketahui kemampuan yang didapat Gatori tidak dapat melukainya hanya dengan serangan fisik, “Ada apa ini?? Kenapa aku tidak bisa menghindari serangannya padahal kemampuanku tidak mempan terhadap serangan fisik.” heran Gatori, “Hahaha pengguna akuma seperti kau tidak akan bisa menangkis serangan ini karena aku mentransfer kekuatan batu laut ke jurusku dan menonaktifkan pengguna buah akuma dan bukan hanya itu, aku juga mampu menghisap keukuatan akuma dan bisa menggunakannya sebagai serangan balik” Sila menjelaskan kekuatannya pada Gatori, “Terbanglah!! Tapak Suci: Pelontar Angin!!” Sila menggunakan Tapak Sucinya dengan memanfaatkan kekuatan angin dari Gatori dan dalam sekejap Gatori terlontar dari kapal, “Ukhh sial, aku kalah telak dari dia, tapi aku harus melawan balik Sila” Gatori dengan nada kesakitan, “Aku harus membalasnya” Gatori dengan cepat menyatu dengan angin laut namun apa yang terjadi justru kekuatannya makin meemah karena efek dorongan angin laut yang membuat butiran air laut terangkat ke udara, “Tidak bisa, aku tidak bisa menyatu dengan angin laut, kekuatanku makin melemah” Gatori perlahan melemah dan semakin terbawa angin, Gatori pun pingsan.
Selama hampir 20 jam melayang di udara, Gatori pun sadar, “Uwaa!! Aku belum mendarat, bagaimana ini, aku terlempar sangat jauh darai kapal, aku harus bagaimana??” Gatori mencari cara untuk bisa mendarat, Gatori membalikkan badannya dengan wajah menghadap ke laut, “Aku harus mencari sebuah pulau untuk mendarat” pikir Gatori, setelah beberapa menit memperhatikan laut akhirnya dia melihat sebuah pulau yang dipenuhi dengan batu, “Itu dia, lagipula disekitar sini anginnya tidak mengandung banyak embun air laut, aku bisa menyatu dan mendarat ke pulau itu”, Gatori mulai mengubah tubuhnya menjadi angin dan mengarahkan dirinya ke pulau itu. Gatori pun mendarat dengan selamat pulau itu.
Gatori melihat sekelilingnya dipenuhi dengan batu-batu yang berbeda-beda bentuknya, “Waah pulau ini terbuat dari batu bahkan dari pohonnya sendiri terlihat seperti batu” puji Gatori pada pulau itu, pulau yang bernama Bongbatu, pulau yang hampir isinya bermaterial keras bahkan kapaspun hampir sepadat batu. Gatori menikmati pemandangan dengan berjalan-jalan sekitar hutan, tiba-tiba gatori diserang oleh seseorang dengan tembakan jaring laba-laba. Gatori sempat menghindar tapi tetapi saja Gatori terkena serangan itu. “Sial, padahal aku sudah menghindar dengan menjadi angin tapi aku terkena serangannya” kata Gatori dalam hati, “Hei, siapa kau?? Keluarlah!!” seru Gatori pada orang tersebut, “Apa yang kau lakukan di pulau ini-laba??” tanya orang tersebut, “Ma.. maaf sebelumnya, saya tidak ada maksud untuk ke pulau ini tapi saya disini karena takdir” kata Gatori, “Jika memang takdir, apa tujuanmu datang kesini??” tanya orang itu, “Saya datang kesini karena terdampar, saya dilemparkan seseorang kesini” jawab Gatori dengan gugup, “ ‘dilemparkan’?? bagaimana bisa?? Apa kau seorang bajak laut??” tanya orang tersebut, “Saya seorang AUL” jawab Gatori, orang tersebut langsung merespon pernyataan Gatori dengan tembakan jaring dengan bertubi-tubi, “Jangan pernah menginjakkan kakimu disini lagi, AUL kurang ajar!!” kata orang dengan nada amarah. Dengan tembakan tersebut, Gatori pun tidak dapat menghindari serangan tersebut dan pasrah tertembak dan berlumuran darah. “Aku tidak akan membiarkan orang busuk seperti kalian menginjakkan kaki di pulau kami lagi, sudah banyak penduduk kami meninggal sia-sia karena keserakahan kalian!!” seru orang itu, Gatori yang terkena telak langsung menghilang dan menyerang balik orang itu, “Aku... bukan lagi bagian dari mereka!!” Gatori dengan kekuatan penuh memukul orang tersebut dan terlempar. Orang yang terlempar tersebut menabrak bongkahan batu besar dan terhenti disitu, Gatori yang mengikutinya langsung jongkok di depan orang tersebut, “Terima kasih tuan..” kata Gatori sambil terisak-isak, “Kau..”  kaget orang tersebut, Gatori langsung bersujud di depan orang tersebut, “Hoee kenapa tiba-tiba kau sujud di depanku??” tanya orang itu pada Gatori, “Maafkan saya yang telah memukul anda, saya sangat bersalah” kata Gatori dengan penuh penyesalan, “Ada apa dengan dirimu bocah??” tanya orang itu, “Saya atas nama AUL dengan sangat menyesal telah melakukan kesalahan atas kejadian yang menimpa anda dan para penduduk pulau ini, saya berjanji akan menjadi seorang AUL yang menjunjung kebenaran” kata Gatori dengan tegas, “kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diri, namaku Labantara, kau bisa memanggilku Laba” kata orang dengan memperkenalkan dirinya, “Saya Gatori” Gatori menolong Laba yang terjepit di tebing batu.
“Mendengarmu berkata seperti itu aku tersadar masih ada AUL yang punya hati mulia walaupun kau sudah memukulku” kata Laba, “Hehehe tidak juga tuan Laba” kata Gatori dengan tersipu malu, “Ahh jangan panggil aku tuan, cukup panggil aku Laba” respon Laba, “I..iya Laba” jawab Gatori, “Hahaha jangan gugup begitu, anggap aku sebayamu karena aku masih muda” kata Laba menertawai Gatori, “Tapi wajahmu sangat menakutkan dan terlihat tua” kata Gatori dengan mengejek rupa Laba, “Heii jangan mengejek mukaku, mukaku memang seperti ini” Laba menampar kepala Gatori, “Aduhh sakit Laba, ehh tunggu bagaimana bisa kau memukulku padahal kau menggunakan tangan kosong??” tanya Gatori sambil kesakitan, “Itu karena aku menggunakan sarung tangan khusus dari garam” jawab Laba dengan menunjukkan sarung tangan yang dia pakai, “Garam?? Seperti batu laut ya??” tanya Gatori dengan heran, “Yahh seperti itulah, dari sekian senjata peprang melawan bajak laut, sarung tangan inilah yang paling banyak digunakan selain mudah juga ringan dibawa kemana-mana” Laba menjelaskan kegunaan sarung tangan yang dia pakai, “Keren!! Tapi kau juga punya kemampuan mengeluarkan jaring, apa itu efek kutukan??” tanya Gatori lagi, “Iya betul, aku juga pengguna kutukan sepertimu, pasti kau heran kenapa aku bisa mengeluarkan kekuatan jaringku padahal aku ‘menggunakan’ penolak kutukan, itu karena aku ‘menyatukan’ diriku dengan sarung tangan ini” jawab Laba, “ ‘menyatukan’?? Aku tidak mengerti bagaimana bisa kau mengeluarkan kekuatan kutukanmu sedangkan kau menggunakan garam laut??” tanya Gatori lagi, “Ini karena aku menggunakan Haki Boshosoku (Ambisi Senjata) di tanganku sehingga aku bisa menggunakan kekuatan kutukanku tapi butuh waktu yang lama aku bisa menguasai kekuatan jaringku dengan menggunakan garam laut ini dan dari sekian material laut garam salah satu material yang mengandung unsur laut yang sedikit” Laba menjelaskan alasan mengapa dia bisa menggunakan senjata penetral kutukan dan kekuatan kutukannya secara bersamaan.
Sementara mereka bercengkrama, mereka dikagetkan dengan ledakan yang berada di tengah kota. “Ledakan apa itu??” tanya Gatori, “Jangan-jangan...” Laba tiba-tiba berlari ke tempat kejadian itu, “Laba tunggu!!” Gatori ikut lari di belakang Laba. “Laba kenapa kau tiba-tiba lari?? Apa kau tahu siapa yang melakukan??” tanya Gatori, “Bajak laut” kata Laba dengan tatapan tajam menuju arah kota. Di tengah kota, sekelompok bajak laut menyerang kota dengan membabi buta, “Serahkan semua yang kalian punya, uang, perhiasan, bahkan anggota keluarga kalian, jika tidak akan kuhancurkan seisi kota ini” kata kapten bajak laut itu, Laba dari jarak 3 km dari pusat kota dimana posisi bajak laut itu berada menembakkan jaring laba-labanya membentuk sebuah jaring raksasa dan langsung menangkap komplotan bajak laut itu. “Apa yang kalian lakukan di kotaku??” tanya Laba, “Kami ingin menjarah kalian” kata seorang bajak laut itu, “Selain itu??” tanya Laba kembali, “Dan juga mengincar mantan jendral kaki delapan, Laba!!” kapten bajak laut itu mengeluarkan pistol dan menembakkannya ke arah Laba dan Laba terkena di bagian bahunya, “Si... sial, peluru garam” kata Laba meringis kesakitan, “Laba, kau tidak apa-apa??” tanya Gatori pada Laba, “Tidak aku...” belu sempat selesai bicara Laba langsung pingsan, “Hoeee apa yang kau sudah lakukan pada temanku!!” seru Gatori dengan nada marah pada bajak laut, sesaat setelah Gatori marah pada bajak laut itu terjadi angin kencang di sekitar kota, “A... apa yang terjadi??” tanya kapten bajak laut itu dengan nada ketakutan, mata Gatori memutih dan Gatori tiba-tiba menghilang, angin kencang tertiup sampai ke hutan tersebut membuat pohon-pohon berguguran daunnya hingga ada juga beberapa pohon yang tumbang, para warga kota mencari tempat aman agar tidak tertiup angin, dan seketika komplotan bajak laut itu pingsan dan berlumuran darah, anging kencang yang tadi tiba-tiba menghilang dan setelah itu Gatori muncul dari belakang komplotan bajak laut itu dengan posisi berdiri, tak lama setelah berdiri Gatori pun pingsan, “A... apa yang terjadi padaku, (melihat seisi kota) heh heh kenapa semuanya berantakan, (melihat ke arah komplotan bajak laut) kenapa mereka?? Siapa yang melakukannya??” tanya Laba dengan penuh keheranan, Laba berusaha berdiri dan mencari Gatori, sekitar 30 detik mencari Gatori akhirnya Laba menemukan Gatori dengan tidak sadarkan diri, “Gatori!!, Gatori, apa yang terjadi denganmu?? Gawat aku harus membawanya ke rumah sakit” kata Laba dengan panik, Gatori tiba-tiba tersadar, “Ti... tidak usah Laba, aku baik-baik saja” kata Gatori dengan pelan sambil memegang lengan baju Laba, “Baiklah, tapi... apa yang sebenarnya terjadi tadi??” tanya Laba pada Gatori, “Aku juga tidak tahu, saat aku marah tadi tiba-tiba aku ingat apa-apa setelahnya dan tidak sadarkan diri” kata Gatori dengan keheranan, “Hmm sepertinya ada sesuatu yang ‘mengamuk’ ketika kita pingsan tapi kita tidak tahu apa itu tapi sepertinya ‘dia’ telah menolong kita” Laba menjelaskan kejadian tadi dengan pendapatnya, “Kalau begitu, kita kurung saja bajak laut ini dan menolong warga yang terluka akibat ulah bajak laut” seru Gatori mengajak Laba untuk menolong warga dan merenovasi kota seperti semula.
Gatori, Laba, dan para warga bergotong royong membangun kembali kota yang hancur karena ulah bajak laut tadi dan bajak laut yang membuat kerusuhan tadi dipenjarakan di kota dan akan dikirim ke markas AUL terdekat dari pulau Bongkabatu. Sementara itu pihak AUL sudah mengambil tahanan bajak laut tadi lalu pergi, Gatori dan Laba tidak ingin memberitahu jika merekalah yang mengalahkan bajak laut itu, para warga mengatakan jika ada seseorang yang mengalahkan mereka dan meninggal di tempat sehingga Gatori, Laba, dan para warga membuat kuburan palsu guna menutupi kejadian yang mereka lakukan. Meihat kesempatan itu, Gatori langsung menuju kapal AUL tersebut, “Siapa kapten disini?? Aku ingin berbicara sesuatu yang penting” kata Gatori pada salah satu awak kapal AUL itu, “Ada apa mencariku anak muda??” muncul suara dari ruang istirahat kapal AUL, dia berjalan keluar dan sosoknya yang tinggi agak kurus dengan telinga yang sangat lebar seperti kelelawar, dia memakai semacam pelindung guna melindungi dirinya dari cahaya matahari dan menngunakan semacam “senter” kegelapan agar dia bisa bergerak di siang hari yang terik, dia lemah pada tempat atau sesuatu yang terang tapi dia sangat kuat ketika dia berada pada tempat yang gelap, nama jendral tersebut adalah jendral Kamga. “A... anda, jangan-jangan jendral Kamga, kenapa anda bisa di...” kata Gatori dengan gemetaran tapi perkataannya langsung dipotong Laba, “Heii apa yang kau lakukan disini jendral busuk!!” kata Laba dengan nada marah dan menunjuk dia dengan tajam, “Hahaha salah saya apa bocah?? Aku sudah menjalankan tugas saya untuk menangkap bajak laut ini” kata Kamga dengan angkuhnya, “Itu saja yang kau lakukan selain itu kau membuat kami menderita!!” tanpa pikir panjang Laba langsung menyerang Kamga, tapi Kamga menghilang, Laba yang menyerang “tubuh” Kamga langsung terjebak dengan tangannya tidak bisa keluar dari “bayangan” tersebut dan Laba lupa mengenakan sarung tangannya dan tertinggal di salah satu rumah warga, sebuah sabit hitam keluar dari bayangan yang menjebak Laba, disaat sabit itu akan menebas Laba, “Uwaaa itu salah satu senjata mematikan milik jendral Kamga, Sabit Kegelapan!!” ucap salah seorang awak kapal Kamga, Gatori dengan sigap menahan sabit itu dengan tangan kosong namun tangan Gatori mengeluarkan darah yang banyak, “Jangan pernah menyentuh temanku dengan tangan kotormu itu!!” Gatori yang tadinya sopan terhadap Kamga kini tidak lagi hormat padanya karena semua fakta yang diceritakan oleh Laba, “Heii, kenapa kau menyelamatkanku??” tanya Laba, “Karena aku temanmu, itu saja” jawab Gatori dengan tersenyum, “Kalau begitu kubunuh saja kalian berdua, aku memang ‘otak’ dibalik semua ini, sengaja aku menyewa bajak laut itu agar aku bisa melihat kekacauan di kota Keril, kota yang mereka serang tadi, aku muak dengan orang-orangnya karena mereka tidak patuh terhadapku” kata “bayangan Kamga, “Kami tidak akan patuh pada orang yang dengan semena-menanya memerintah kami, kami juga punya hak untuk bebas melakukan apapun karena kami ini adalah manusia, mahkluk yang sama sepertimu yang butuh juga kebebasan!!” kata Laba dengan lantang, “Berisik!!” muncul lagi sabit di arah berlawanan untuk menebas Laba, Laba langsung mengubah dirinya menjadi jaring laba-laba, “Apa?? Bagaimana bisa??” heran Kamga, “Aku sebenarnya bisa mengelak dari tadi bahkan tanpa bantuan Gatori tapi ini semua kami rencanakan agar aku bisa memperlihatkan kepada Gatori bahwa ada orang AUL yang busuk seperti kau, ternyata masih ada keadilan ‘palsu’ yang dibawa AUL dari Marine, angkatan laut masa lalu yang telah ditaklukkan oleh semangat ‘D’!!” kata Laba, “Semangat ‘D’?? Apa itu?? Aku yang bahkan di AUL belum pernah dengar cerita itu, sepertinya orang yang membawa semangat ‘D’ itu... jangan-jangan orang yang dimaksud Laba adalah...” kata Gatori dalam hati, “Hoeee Gatori, jangan melamun, bantu aku membasmi bayangan menyebalkan ini” seru Laba kepada Gatori, “Yahh aku akan menghancurkan bayangan ini!! Pukulan Angin Tornado!!” Gatori memukul Kamga dengan mengubah tangannya menjadi sebuah angin tornado kecil dan menghantam bayangan Kamga dan terlempar, “Akhirnya saya bisa menyentuh anda, ternyata anda tidak bisa berkamuflase menjadi bayangan ketika anda ‘menjebak’ sesuatu karena kekuatan anda akan terfokus pada benda yang anda ‘jebak’, bukan begitu, jendral Kamga??” Gatori menjelaskan kekuatan buah kutukan Panni-Panni[1], Laba yang tadinya berubah menjadi jaring laba-laba memburu Kamga yang terlempar dan memukul balik Kamga dengan pukulan beracunnya, “Ti... tidak mung... kin” kata Kamga dengan terbata-bata, “Setelah racun itu menyentuhmu kau akan merasa lumpuh sedikit demi sedikit tapi semakin kau bergerak kau akan lebih cepat lumpuh” jelas Laba, “Ti... tidak mung... kin o.. orang se... sepertimu bi... sa me... nga... lahkanku... ja... ngan kira ka... lian bisa la... ri dari si... ni ji... ka A... UL tau u...lah kalian ka... lian a... kan me... nyesal” kata Kamga yang perlahan mulai lumpuh dan pingsan, “Hahaha jangan mati dulu, itu hanya racun pelumpuh saja, mana mungkin aku membunuh seseorang, setidaknya aku masih punya belas kasihan dengan orang lain, dan aku tidak akan takut pada AUL selama aku melakukan kebenaran” kata Laba sambil tertawa.
Setelah mengalahkan jendral Kamga yang sangat otoriter, akhirnya pulau Bongkabatu aman dari AULyang tidak bertanggung jawab. Setelah insiden itu, AUL segera ke pulau Bongkabatu melihat kejadian itu, “Ada apa ini?? Apa yang terjadi pada Kamga??” tanya salah seorang panglima AUL, “Saya melaporkan bahwa jendral Kamga telah dikalahkan seseorang” lapor salah satu awak kapal Kamga, “Siapa mereka??” tanya panglima AUL itu, “Saya tidak tahu bahkan mengenal mereka tapi mereka berjumlah dua orang dan salah satu dari mereka menggunakan seragam AUL” jawab awak kapal Kamga yang lain, “Seragam AUL?? Jangan-jangan murid dari admiral Kizaru yang akan didepaknya, cukup tangguh jugga dia bisa mengalahkan salah satu jendral kuat AUL” kata panglima AUL itu dalam hati, “Kalau begitu aku akan menahan Kamga dan kalian akan direhabilitasi karena telah mengikuti Kamga yang busuk ini dan memberitahu pada atasan AUL bahwa yang meghentikan kejahatan Kamga adalah saya dan untuk mereka berdua...” jawab panglima AUL itu dengan katanya terpotong, “Bagaimana dengan mereka berdua, pak??” tanya awak kapal Kamga, “Kalian akan lihat besok” jawab panglima AUL itu, “Si.. siap pak, kami akan sesegera mungkin mengikuti rehabilitasi yang anda sarankan”respon awak kapal Kamga dengan tegas.

BERSAMBUNG..


[1] Panni, berasal dari kata Panning, dari bahasa Bugis yang artinya kelelawar

No comments:

Post a Comment