Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Wednesday, 23 August 2017

Liberalisasi Rokok Putih Terhadap Rokok Kretek

Zaman sekarang ini, rokok bukanlah suatu hal yang tabu atau asing lagi bagi kita, sebagian masyarakat Indonesia khususnya perokok beranggapan bahwa merokok adalah kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari diri mereka dan mereka beranggapan bahwa jika tidak merokok maka mereka merasa pusing dan kurang bergairah. Melihat dari tahun ke tahun bahwa jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat dan jumlah perokok di Indonesia merupakan jumlah perokok nomor satu di dunia. Dikutip sdari makassar.tribunnews.com bahwa hasil dari data The Tabacco Atlas tahun 2015 yang menunjukkan bahwa sebanyak 66 persen penduduk di Indonesia perokok, mengalahkan negara-negara lainnya, seperti Rusia dengan 60 persen jumlah perokoknya pada peringkat keduadisusul oleh Cina sebanyak 53 persen pada peringkat ketiga, Filipina sebanyak 48 persen pada peringkat keempat, Thailand sebanyak 46 persen pada peringkat kelima, Vietnam sebanyak 47 persen pada peringkat keenam, Malaysia 44 persen pada peringkat  ketujuh, India sebanyak 24 persen pada peringkat kedelapan, dan Brazil sebanyak 22 persen pada peringkat kesembilan. Menurut data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan jumlah perokok dari 27 persen pada tahun 1995 meningkat menjadi 36,3 persen pada tahun 2013, dengan kata lain jika 21 tahun yang lalu dari setiap tiga orang Indonesia satu orang diantaranya, maka dewasa sekarang ini dari setiap tiga orang Indonesia dua diantarainya adalah perokok. Hal ini mengindikasikan bahwa perokok di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan jumlah perokok di Indonesia lebih dari 90 juta orang.
Dampak yang diberikan rokok pada tubuh kita antara lain:
Otak, merokok bisa meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 50 persen. Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Merokok juga dapat meningkatkan risiko mengalami aneurisma otak. Aneurisma otak adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Sewaktu-waktu bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di otak.

Mulut dan Tenggorokanbau mulut dan gigi bernoda merupakan efek yang akan timbul akibat merokok. Penyakit gusi dan kerusakan indera perasa pun dapat timbul. Masalah serius yang akan hinggap pada mulut dan tenggorokan adalah meningkatnya risiko kanker pada lidah, tenggorokan, bibir, dan pita suara.

Paru-Paru, salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia pada rokok berpotensi merusak sel-sel pada paru-paru yang bisa membentuk sel kanker. Penyakit serius lainnya yang bisa Anda alami adalah bronkitis, pneumonia, dan emfisema.

Lambung, merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan Anda. Hal tersebut memungkinkan asam dari lambung bergerak ke arah yang salah, yaitu ke kerongkongan. Kondisi tersebut dinamakan penyakit asam lambung. Beberapa risiko penyakit yang akan dihadapi oleh seorang perokok adalah ulkus atau tukak dan kanker lambung.

Tulangracun pada rokok bisa merusak tulang dengan cara menghentikan kerja sel-sel konstruksi. Oleh sebab itu, perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Racun rokok juga bisa mengganggu keseimbangan hormon-hormon yang bertugas menjaga tulang tetap kuat, seperti hormon estrogen.

Kulit, perokok akan terlihat lebih tua ketimbang yang bukan perokok karena kurangnya asupan oksigen ke kulit. Penuaan dini akan dirasakan, seperti kemunculan kerutan di sekitar mata dan mulut. Racun rokok juga bisa menyebabkan selulit pada kulit.

Organ Reproduksi, merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan Anda. Pada pria, merokok bisa menyebabkan impotensi, mengurangi produksi sperma, dan kanker testis. Sementara pada wanita, merokok dapat mengurangi kesuburan. Selain itu, risiko terkena kanker serviks pun lebih tinggi karena rokok mengurangi kemampuan alami tubuh dalam melawan infeksi human papillomavirus atau HPV.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh bukan berarti semua jenis rokok berbahaya bagi tubuh. Adakalanya perokok mengurangi jumlah konsumsi rokoknya setiap hari guna mengurangi dampak yang ditimbulkan bagi tubuh mereka. Selain itu, membuat jadwal merokok juga bisa dilakukan perokok guna mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Ada dua jenis rokok yang dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya, rokok kretek dan rokok filter. Rokok kretek merupakan rokok asli dari Indonesia yang menggunakan daun tembakau alami yang dikeringkan dan menggunakan saus cengkeh yang kesemuanya menggunakan bahan alami sedangkan rokok filter atau biasa disebut rokok putih merupakan rokok yang menggunakan bahan utama tembakau tanpa campuran cengkeh dengan menggunakan bahan campuran dan menggunakan filter pada ujung batang rokoknya. Meskipun berbeda bahan, namun pandangan masyarakat pada kedua jenis rokok ini sama-sama dipandang negatif dan belum melihat apa-apa saja kandungan yang terdapat di dalam masing-masing rokok.
Melihat dari kandungan yang terdapat di dalamnya, rokok kretek memiliki kandungan berupa tembakau dan cengkehdimana tembakau ini sedangkan pada rokok filter memiliki kandungan berupa Acetone (penghapus cat), Hydrogen Cyanide (racun untuk tikus dan hewan pengerat sejenisnya),Chromium ( Napthylamedine (bola-bola pewangi)Ammonia(pembersih lantai), Methanol (bahan bakar roket), Urethane(zat pada air seni/kencing)Toluene (pelarut industri), Pyrene (bahan penyebab kanker)Arsenic (racun semut putih), Dimethyinitrosamine (sejenis zat kanker)Dibenzacridine (sejenis zat kanker)Napthalene (kapur barus), Butane (bahan bakar korek api), Cadmium (aki mobil), Polonium -210 (sejenis radioaktif yang digunakan oleh mata-mata Rusia)Carbone Monoxide (asap knalpot), BenzopyreneVinyl Chloride (bahan plastik PVC).Berdasarkan kandungan yang terdapat dalam masing-masing rokok bisa terlihat bahwa kandungan yang terdapat pada rokok filter lebih berbahaya dibanding rokok kretek karena kadungan pada rokok filter lebih berbahaya dikonsumsi dalam tubuh dibanding dengan rokok kretek. Di dalam rokok kretek memiliki manfaat sebagai obat kanker yag dimana rokok kretek ini menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker, selain itu juga merangsang sel tunas (Stem Cell) untuk menstimulasi penggandaan sel yang berfungsi untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang rusak dengan kadar penggunaan yang sesuai.
Berbicara soal rokok kretek, rokok kretek tercipta dari seorang tangan kreatif bernama Haji Djamari yang terletak di daerah Kudus, Jawa Tengah pada abad ke-19 Masehi, rokok kretek bermula ketika Haji Djamari mengalam sakit di bagian dadanya, kemudian dia mengoleskan minyak cengkeh ke dadanya, setelah dia mengoleskan minyak cengkeh ke dadanya, sakitnya pun reda. Setelah kejadian tersebut, Haji Djamari lantas mendapat ide untuk bereksperimen dengan meracik cengkeh dan mencampurnya dengan daun tembakau untuk dilinting menjadi sebuah batangan kecil yang dahulunya bernama “Neroko” dari bahasa Jawa yang berarti “Rokok”Djamari pun rutin melinting neroko kemudian menghisapnya, rasa sakit yang dialami Djamari semakin berkurang. Kabar tentang Djamari menyembuhkan penyakit di dadanya lewat rokok tersebut tersebar cepat ke masyarakat sekitar dan permintaan akan “obat rokok” terus mengalir dan Djamari melayani banyak permintaan dari rokok obat ini. Lantaran rokok obat inimengeluarkan suara khas yaitu ”kretek-kretek” ketika terbakar, maka sebutan rokok obat milik Djamari ini dikenal dengan sebutan “rokok kretek” yang pada awal pembuatannya menggunakan klobot atau daun jagung kering. Sejak saat itulah, rokok kretek ini menjadi trend di tengah kalangan masyarakat pada saat itu karena khasiatnya.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan rokok kretek Djamari ini membuat seorang pengusaha bernama Nitisemito terpikat untuk membuat sebuah perusahaan industri rokok kretek dan atas peristiwa inilah Nitisemito menjadi perintis industri rokok kretek. Pada tahun 1906 dimulai bisnis rokok kretek ini dan barulah pada 1908 usaha rokok kretek Nitisemito resmi terdaftar dengan label merek bernama “Tjap Bal Tiga” dan disinilah langkah Nitisemito menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia. Tjap Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus dan setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun  pabrik besar di atas lahan 6 hektar di Desa Jati. Pada saat itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan 7 pabrik rokok kecil (gurem).Berdasarkan teori dari Supply Chain Management, proses pasokan dari Tjap Bal Tiga terbilang sukses karena produknya diproduksi sebanyak 10 juta batang per hari pada tahun 1983 yang pasar produknya mencakup kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke Belanda. Selain itu, dalam menyuplai barangnya, Nitisemito meyewa pesawat Fokker untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta.
Namun seiring berjalannya waktu, rokok kretek semakin ditinggalkan karena adanya ekspansi perusahaan-perusahaan rokok non-kretek dari luar dengan menggunakan iklan yang begitu memikat serta melalui politik perdagangannya melalui World Trade Organization (WTO) memaksa Indonesia untuk meimpor tembakau dari negara lain dan menekan ekspor tembakau dari Indonesia dan bisa dikatakan gaya hidup merokok Indonesia diubah yang semulanya menghisap rokok kretek menjadi menghisap rokok putih yang diimpor dari luar negeri. Dengan adanya iklan yang beredar di masyarakat tentang rokok putih serta pergencatan pemasaran sehingga pemikiran masyarakat yang terbangun adalah jika menghisap rokok putih akan terlihat kekinian dan menunjukkan kelas sosial yang tinggi dan memandang rendah orang-rang yang menghisap rokok kretek sebagai orang bawahan  dan tidak kekinian. Dengan dilakukannya privatisasi perusahaan rokok dari luar negeri ke Indonesia dengan memberikan keuntungan bagi perekonomian Indonesia namun sebagai gantinya rokok kretek dikurangi.
Media juga juga berperan besar dalam menaikkan pamor rokok putih. Dilansir dari beberapa sumber, sebuah perusahaan rokok putih di Indoensia dapat memasang iklan di sebuah stasiun televisi dengan biaya hingga miliaran rupiah per bulannya. Ini mengindikasikan bahwa kuatnya perusahaan rokok putih di media melainkan rokok kretek dan disinilah salah satu cara perusahaan rokok putih melakukan hegemoninya terhadap masyarakat sehingga masyarakat tergiur untuk mengonsumsi rokok putih dibandingkan rokok kretek.
Dengan melihat kondisi di atas maka pemerintah harus mengambil langkah dalam mengangkat kembali pamor rokok kretek di kalangan Indonesia dengan melihat khasiat yang didapatkan dari rokok kretek. Selain itu, rokok kretek juga merupakan salah satu warisan budaya milik bangsa Indonesia yang patut dijaga, meskipun rokok kretek juga memiliki dampak namun dampak yang ditimbulkan oleh rokok kretek lebih sedikit dibandingkan dengan rokok putih.

No comments:

Post a Comment