Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Tuesday 12 September 2017

14 BUTIR PRINSIP MANAJEMEN KUALITAS DEMING


Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang 14 butir prinsip manajemen kualitas yang dikemukakan oleh Deming. Sebelum itu, saya menjelaskan terlebih dahulu siapa itu Deming dan bagaimana konsep 14 butir yang beliau buat hingga prinsip-prinsip ini dikenal di seluruh dunia.



(Edward Deming, 1900-1993. Sumber: shmula.com)


Dr. W. Edward Deming atau biasa disapa Deming adalah seorang doktor statistik berkebangsaan  Amerika Serikat yang juga merupakan pakar kualitas ternama dan yang mengajarkan kepada Jepang tentang konsep pengendalian kualitas, beliau mengemukakan bahwa proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan kualitas secara terus-menerus (continuous quality improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampa dengan distribusi kepada pelanggan dan seterusnya yang berdasarkan informasi sebagai umpan-balik (feedback) yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) dikembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta proses perduksi yang ada saat ini.


Menurut Deming, untuk membangun sistem kualitas modern diperlukan transformasi manajemen menuju kondisi perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement). Transformasi manajemen ini diringkas ke dalam 14 butir yang dikenal sebagai 14 butir prinsip manajemen Deming, yang mana isinya adalah sebagai berikut:


 (14 Prinsip. Sumber: 1000advices.com)


  1)    Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta memberikan lapangan kerja.

  2)    Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi yang baru dan karena itu diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi tantangan dan mehamami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan.

  3)    Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh kualitas. Hentikan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara membangun kualitas ke dalam produk itu sejak awal.

  4)    Akhiri praktik bisnis dengan hanya bergantungb pada harga. Sebaliknya, meminimumkan biaya total. Bergeraklah menuju pemasok (supplier) tunggal untuk setiap barang (item) dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust).

  5)    Tingkatkan perbaikan secra terus-menerus pada sistem produksi dan pelayanan serta meningkatkan kualitas dan produktivitas dan dengan demikian secara terus-menerus akan mengurangi biaya.

  6)    Lembagakan pelatihan kerja.

  7)    Lembagakan kempemimpinan. Tujuan dari kepemimpinan seharusnya memberdayakan pekerja, mesin, dan instrumental kea rah hasil kerja yang lebih baik.
 
  8)    Hilngkan ketakutan sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk perusahaan.
  
  9)    Hilangkan hambatan-hambatan di antara departemen. Orang-orang yang berada dalam bagian riset, desain, penjualan, dan produksi harus bekerjasama sebagai satu tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan dari barang dan/atau jasa itu.

  10) Hilangkan slogan-slogan, desakan-desaan, dan target-target kepada pekerja untuk mencapai kerusakan nol (zero defect) dan tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi.

  11) a. Hilangkan kouta produksi kerja di lantai pabrik. Subtitusikan dengan kepemimpinan.

  11) b. Hilangkan prinsip manajemen serba sasaran (management by objective). Hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi. Subtitusikan dengan kepemimpinan.
 
  12) a. Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisors) harus diganti dari angka-angka produksi ke kualitas produksi.
 
  12) b. Hilangkan pnghalang yang merampok orang-orang yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan praktik sistem penilaian tahunan (annual or merit rating) dan manajemen serba sasaran serta manajemen berdasarkan pada angka produksi.
 
  13) Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara serius.
  
  14) Gerakan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas. Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan itu.



(Sumber: Total Quality Management: Vincent Gaspersz)

No comments:

Post a Comment