Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Call Me Fikar a.k.a Fickffy

Thursday, 17 November 2016

One Sea (Chapter 2)



Setelah kejadian itu, Gatori terus terbayang akan kata kata Luffy jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang laksamana tinggi AUL dan mulai berlatih dan terus berlatih. Di sela sela latihannya, tiba tiba kapal Gatori diserang oleh sekelompok bajak laut, mereka menembakkan meriam ke arah kapal Gatori dengan bertubi tubi. “Kapten!! Kapal kita diserang” kata  salah satu anak buah kapal Gatori, “Balas serangan mereka!!” perintah Gatori, dengan sigap para anak buah Gatori menyiapkan meriam dan pelurunya, beberapa kali tembakan tiang kapal bajak laut itu langsung hancur. Di ambang kemenangan di pihak Gatori, tiba tiba kapal Gatori bocor dan tenggelam perlahan, “Ada apa ini?? Kenapa tiba tiba saja ada lubang di tengah kapal??” tanya Gatori, Gatori mendekati lubang misterius tersebut. Ketika memegang lubang itu, tangan Gatori tertarik ke bawah dengan cepat dan seketika pula muncul tangan dari balik lubang itu,”Pengguna kekuatan akuma??” heran Gatori, tanpa pikir panjang Gatori mengeluarkan kekuatan anginnya dengan berpindah tempat. Setelah berpindah tempat, tangan itu muncul tepat di kaki Gatori dan langsung menarik tubuh Gatori ke bawah hingga dagu Gatori, “Kekuatan apa ini??” tanya Gatori dalam hati. Saat Gatori tak bisa bergerak lagi,para anak buahnya hendak menolong Gatori namun kaki mereka tenggelam ke kapal, “Kita juga tenggelam” kata salah satu anak buah Gatori, “kapten, apa yang harus kita lakukan??” tanya anak buah Gatori dengan lantang, “A…A..ku ti… dak … tahu….” Jawab Gatori dengan terbatah batah. Saat Gatori dan para anak buahnya tak  bisa bergerak lagi, bajak laut itu pun menjarah kapal Gatori dan  mulai memporak-porandakan kapal Gatori, “Kurang ajar!! Berani beraninya kalian!!” teriak Gatori, Gatori hendak menyerang mereka dengan kepalanya namun leher Gatori langsung dikalungi rantai dari Batu Laut[1], kekuatan Gatori langsung lenyap.
Para bajak laut itu pun menendang dan memukul kepala Gatori hingga Gatori pingsan, setelah itu Gatori dan para anak buahnya dibuang di sebuah pulau yang tak berpenghuni. “Aduhh, dimana kita??” tanya anak buah Gatori, dia merangkak dengan tangan berlumuran darah dan tanpa sengaja dia menyenggol kepala Gatori. “Kapten!! Kapten!! Kumohon kapten jangan mati dulu, kalau anda mati, siapa yang akan melindungi kita?” kata anak buah Gatori dengan sedih sambil memukul mukul wajah Gatori, “Weh aku masih hidup!!” geram Gatori, “ngomong ngomong dimana kita, Syukur??”, “Aku tidak tau kapten, sepertinya waktu kita pingsan  kita dibuang oleh bajak laut itu dan meninggalkan kita di pulau ini” kata Syukur, Gatori dan Syukur pun masuk ke dalam hutan di pulau itu. Di dalam hutan, mereka menemui berbagai hal yang aneh seperti gunung yang seperti perahu terbalik, kadal besar berbintik, hingga pohon dengan bentuk bentuk yang aneh. Di sela perjalanan, mereka melihat sebuah pedang yang tertancap di batang pohon raksasa, mereka penasaran dengan pedang itu karena pedang itu memancarkan cahaya putih yang terang. Gatori memegang pedang itu dan ingin menyabutnya namun pedang itu tak bergerak sedikitpun, “Kkk… kerasnya… bbb… betul betul tttttee….r..tancap ddd….engann… ddd…aa…ll..aaaaam!!!” kata Gatori dengan  geram mencabut pedang itu. Dia telah melakukan berbagai cara  agar pedang itu tercabut, dia telah mecoba dengan sendiri, dengan 2 orang temannya, bahkan  dia juga mecnoba dengan membuat alat berat yang bisa mencabut pedan itu, namun pedang itu tidak dapat tercabut.
Di saat dia putus asa untuk mencabut pedang itu, dari balik hutan muncul seorang kakek dengan memakai tongkat menghampiri mereka. “Hohoho, apa yang kalian lakukan disini anak muda?” tanya kakek itu, “Kami terdampar disini karena ulah bajak laut kek” kata Gatori, “Hohoho aku liat kau mencoba mencabut pedang Golok[2] itu dan memang pedang Golok merupakan pedang yang sangat hebat” kata kakek itu, “Jadi kenaapa bisapedang Golok ini bisa tertancap dengan kuat di batu ini?” tanya Gatori, “Hohoho menurut legenda pedang Golok itu tertancap di batu itu karena ada pertempuran besar yang melanda pulau ini serta kekalahan telak yang dialami penduduk pulau ini sehingga pemimpin dari penduduk dengan rasa putus asa menancapkan pedang itu dengan kekuatan khususnya di batu ini” kata kakek itu, “Jadi begitu ya, pedang ini sangat indah dan mungkin jika salah satu temanku memlilikinya pasti dia akan menjadi pendekar terkuat di AUL” kata Gatori dengan berharap.
“Baiklah biar aku yang coba”, Syukur ingin mencoba mencabut pedang itu. Syukur dengan tenang memegang gagang pedang dan mulai mencabut pedang itu. Dengan segenap tenaganya Syukur berusaha mencabut pedang itu. Sama seperti Gatori, Syukur mencoba segala cara agar pedang itu tercabut.
“Hohoho belum bisa tercabut ya bocah?” tanya kakek itu, “I…ya…. Ke…kkk, berrr….at seka…. liiii..” kata  Syukur dengan beursaha mencabut pedang Golok itu. “Hohoho Ku tidak akan pernah bisa mencabutnya karena teknik yang kau gunakan salah” kata kakek itu dengan menjelaskan, “Terus bagaimana kek? Kalo boleh kakek yang cabut pedang itu” jawab Gatori dengan tegas, “Hohoho maaf bocah aku tidak bisa, karena pedang ini hanya bisa dicabut oleh orang yang memliki jiwa petarung sejati.” Jelas kakek itu pada Gatori, “Memang kakek sudah pernah mencoba mencabut pedang Golok itu?” tanya Gatori, “Aku pernah mencobanya ketika aku masih berumur seperti kalian dan waktu itu aku selalu membanggakan semangat bertarungku dan dengan percaya dirinya aku mencoba mencabut pedang itu selama 5 tahun dan tak kunjung berhasil juga” kata kakek itu dengan menyesal, “Kalau memang pedang ini bisa tercabut dengan menggunakan teknik khusus, kakek pasti tau teknik mencabut pedang itu.” Kata Gatori dengan penuh pengharapan, “Hohoho tentu saja aku tau tapi jangan beritahu siapa siapa soalnya teknik ini tidak ada orang yang tau selain aku dan pahlawan yang pernah memakai pedang Golok ini.” kata kakek itu dengan sedikit angkuh, “Begitu ya kek, dan kenapa kakek mau memberitahu kepada kami tekniknya dan kakek bilang kalau teknik ini tidak sembarang orang mengetahuinya?” tanya Gatori dengan kebingungan “Karena aku melihat kau mempunyai potensi yang bisa membimbing teman-teman mu dengan baik” kata kakek itu. Kemudian kakek itu mengajari Syukur teknik memegang pedang Golok itu, setelah “belajar singkat” mempelajari memegangnya, Syukur pun langsung mencoba mencabut pedang Golok itu kembali. Dan akhirnya sedikit demi sedikit pedang Golok itu pun terangkat dari batu. Setelah sejam lamanya mencabut pedang Golok itu, akhirnya pedang itu tercabut dan Syukur pun senang bisa mencabut pedang itu. Pedang Golok itu mengeluarkan cahaya putih  yang sangat terang. Semua yang melihat cahaya itu terpanah, “Waaw benar pedang yang sangat luar biasa”kata Syukur dengan mata berkaca-kaca, “Hohoho selamat kau akhirnya bisa mencabut pedang Golok itu nak!” kata kakek itu dengan tersenyum, “O ya kek, naman kakek siapa soalnya dari tadi kita keenakan berbicara?” tanya Gatori tiba-tiba, “Namaku adalah Mamed, penjaga pulau ini sekaligus keturunan langsung dari pahlawan pulau ini, Aridaya” jawab kakek itu, “Benarkah? Terus kenapa kakek tidak bilang kalau pahlawan pulau ini adalah keturunan kakek?” tanya Syukur, “Hohoho aku sengaja tidak memberitahu kalian biar kalian langsung yang bertanya” kata kakek Mahmed dengan sedikit tertawa, “Terus kita harus melakukan apa setelah mencabut pedang ini?” tanya Syukur, “Bolehkah kami membawa pedang itu sebagai alat untuk membasmi kejahatan kek?” tanya Gatori dengan memohon, “Hohoho maaf sayang sekali kalian tidak dapat memiliki pedang tersebut karena pedang tersebut hanya bisa digunakan oleh keturunan dari Aridaya dan keturunan langsung dari beliau itu aku nak” kata kakek Mamed, “Kumohon kek biarkan aku memiliki pedang ini, kumohon!” kata Syukur dengan memohon kepada kakek Mamed, “Maaf nak tetap tidak bisa, sekalipun kau memohon kepadaku seribu kali tetap bisa” kata kakek Mamed dengan tegas, “Tapi..” kaat Syukur dengan putus asa.
Tiba-tiba dari balik hutan  muncul sinar laser yang hendak menembaki mereka, “Wah apa itu?” tanya Gatori dengan heran, Gatori, Syukur, dan kakek Mamed menghndari laser itu, “Hahaha ternyata kalian gesit juga” muncul suara dari balik hutan, “Siapa kau?” tanya Syukur, tiba-tiba ada orang yang melayang dari balik hutan dan ternyata adalah teman teman dari Gatori, “Sial ! apa yang kalian lakukan pada teman temanku?” tanya Gatori dengan geram, “Hahaha mereka duluan yang mengganggu perjalanan kami dan kami kesal, dengan terpaksa kami menembaki mereka sampai mati” kata orang itu, “Memang kalian ini siapa?” tanya Syukur, “Kami adalah bajak laut laser, namaku kapten Tenbaku, kapten dari bajak laut ini” kata orang itu, “Kudengar kalian terdampar di pulau dan mencoba mencari jalan keluar dari pulau ini dan ternyata kalian terdampar di pulau ini, pulau Baneten” kata Tenbaku, “Kalian pasti akan membajak pulau ini kan? takkan kubiarkan kalian membajak pulau ini karena pulau ini punya nilai sejarah yang hebat” kata Gatori dengan kesal, “Hmm begitu ya, kalau begitu kalian akan kumusnahkan dengan laserku ini!” kata Tenbaku dengan mengacungkan laser itu pada Gatori.
Tenbaku langsung menembakkan lasernyab ke arah Gatori, dengan sigap Gatori menghindari, sementara itu anak buah Tenbaku mengepung Syukur dan kakek Mamed, “Bikin merepotkan saja mereka ini” kata Syukur, Syukur langsung menyerang mereka dengan menggunakan pedang Golok itu namun pedang Golok itu malah terlempar, “Waduh kenapa jadi begini?” tanya Syukur dengan kebingungan, “Sudah kubilang yang bisa menggunakan pedang tersebut cuman keturunan dari Aridaya” kata kakek Mamed, “Baiklah kalau kalian ingin minta diserang” kata Syukur dengan mengeluarkan pedang dua matanya, kelompok itu menyerang mereka dengan menembakkan laser tapi dengan cekatan Syukur bisa mementalkan tembakan mereka dengan pedangnya itu, “Percuma saja” kata Syukur, dengan cepat Syukur menebas mereka dengan sekali tebasan.
Di sisi lain kakek Mamed diserang perompak itu, kakek Mamed yang terlihat lemah itu langsung mengeluarkan kekuatan misterius dari telapak tangannya, “Teknik telapak Tangan, Dorongan Topan !” kakek Mamed mengeluarkan kekuatan bak angina topan dibalik telapak tangannya dan perompak-perompak itupun beterbangan, “Hebat kakek Mamed ternyata dia punya kekuatan buah akuma ya ?” tanya Syukur dalam hati, “Kek Mamed pengguna buah akuma ya?” tanya Syukur, “Hohoho bukan, aku tidak memakan buah itu, itu adalah kekuatan alami dari keluarga kami, namanya Garis Tangan Topan” kata kakek Mamed dengan mengacungkan telapak tangannya, “Wah hebat, ternyata kakek kuat padahal dilihat dari fisik kakek lemah ya” kata Syukur.
Sementara itu Gatori terus diserang oleh Tenbaku, “Hahaha ternyata kapten dan awaknya sama saja, sama sama lemah, sudah cukup main mainnya, saatnya menghabisimu dengan segera!” ancam Tenbaku, dengan kekuatan penuh Tenbaku menembakkan lasernya ke arah Gatori dan Gatori langsung menerima tembakan tersebut. “Hahaha itulah jadinya kalau kau berurusan dengan bajak laut laser” kata Tenbaku dengan sombong, “A… aa… ku.. ti… dak…. aa…kaa…n membiar…kanmu la… ri” kata Gatori dengan terluka parah, “Apa? Seharusnya kau mati setelah menerima serangan itu tapi kenapa bisa kau..” tanya Tenbaku dengan keheranan, “Akan kukirim kau ke Nusakama Hell!” kata Gatori mengeluarkan kekuatan anginnya dari tangan kanannya. Gatori mengumpulkan kekuatan angina dari tangan kanannya sehingga tangan kanannya membesar dan berwujud seperti angin, “Giant Wind Arm: Half Dead !”, Gatori dengan kekuatan penuhnya langsung mengarahkan pukulannya ke arah Tenbaku, “Apa? Ternyata dia pengguna akuma? Tidak akan kubiarkan itu terjadi, tembakan laser kekuatan penuh!” Tenbaku ketakutan dengan mengeluarkan tembakan lasernya namun kekuatan Gatori terlalu kuat, Tenbaku dengan pasrah menerima serangan Gatori dan terlempar jauh ke dalam hutan dan akibat dorongan kuat dari Gatori pohon pohon pun ikut beterbangan.
“Itulah balasan untuk teman temanku yang kau bunuh” kata Gatori dengan amarah. “Hebat ! kekuatan yang mengerikan” kata dalam hati kakek Mamed, tiba tiba Gatori tersungkur lemas serta badannya menipis akibat kekuatan raksasanya itu, “Walah ini efeknya kalau menggunakan kekuatan ini, aku berlebihan sekali” Gatori berbicara sendiri, setelah pertarungan yang cukup sengit dan dimenangkan oleh Gatori, Syukur, dan kakek Mamed, mereka menuju perkampungan tempat kakek Mamed tinggal. Disana mereka istirahat sementara sebelum berlayar kembali.
2 hari kemudian, Gatori dan Syukur pun berekemas untuk meninggalkan pulau Baneten, “Gatori bagaimana ini? Kita harus bilang apa kalau sampai para petinggi tahu kalau kapal kita dihancurkan oleh baja laut dan juga teman teman kita dibasmi sampai mati?” tanya Syukur kebingungan, “Serahkan saja urusan itu padaku, biar aku yang bicara kepada admiral Kizaru kejadiannya’ kata Gatori dengan percaya diri, “Tapi…” kata Syukur dengan harap harap cemas, “Tidak usah cemas, tugasku sebagai kapten adalah bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa teman teman sekapalnya kan?” kata Gatori dengan tersenyum lebar, “Iya baiklah dann bagaimana dengan teman teman kita, apa kita akan memakamkan mereka disini atau kita bawa pulang saja?” tanya Syukur lagi, “Kita… kuburkan saja mereka disini biar mereka yang jadi pahlawan di pulau ini, aku juga sudah memberitahu kakek Mamed” kata Gatori dengan meyakinkan Syukur, “Emm baiklaha aku turuti perkataanmu kapten!” jawab Syukur dengan memberi hormat pada Gatori.
Setelah mereka mengubur mayat teman teman mereka, mereka pun berlayar lagi dengan kapal yang mereka rakit meniggalkan pulau Baneten menuju pulau Adifar, pulau yang dihuni para AUL sekaligus tempat latihan mereka.
Setelah sekian lamanya berlayar, akhirnya mereka sampai di pulau Adifar. Dengan muka penuh penyesalan mereka berjalan menuju markas besar AUL untuk melaporkan kejadian yang terjadi di pulau Baneten. “Kau kenapa lesu begitu Kur?” tanya Gatori, “Hehh padahal aku ingin memiliki pedang Golok itu” kata Syukur dengan rasa putus asa, “Ya sudah memang pedang itu bukan takdirmu, lagipula kakek Mamed menyembunyikan pedang Golok itu dari para penduduk pulau Baneten” kata Gatori, “Lain kali aku akan lebih berusaha lagi untuk mengembangkan pedangku ini dan menjadi pendekar AUL nomor satu” kata Syukur dengan semangat.
Ketika mendekati markas besar, Gatori dan Syukur seperti dikucilkan dari para AUL lainnya, “Kemana anggotamu yang lain Gatori” tanya salah satu AUL, “Yaa palingan mereka ditenggelamkan ombak atau dihabisi oleh bajak laut” jawab AUL yang lain, “Hahaha itu karena anggota kalian tu lemah, kalahkan bandit kecil saja sudah setengah mati melawannya apalagi melawan bajak laut!” ejek AUL lainnya, tiba tiba Syukur mengancam angakatan laut yang mengejek teman temannya, “Apa kau bilang? Mereka itu kuat dan mereka dikalahkan karena sudah takdir mereka dikalahkan, jika kau di posisi mereka kau pasti terbunuh dnegan mudahnya!” kata Syukur dengan emosional, “Jadi kau mau bertarung yaa bocah?” tanya AUL tinggi yang mengejek rekan rekan Gatori dan Syukur itu, “iAku tidak takut” jawab Syukur dengan geram, disaat mereka ingin bertarung Gatori langsung melerainya. “Kalian ini kenapa? Jangan ributkan hal yang tidak penting!” kata Gatori dengan melempar mereka berdua, “Aku tidak suka ada orang yang menghina teman seperjuangan kita Gatori !” kata Syukur dengan kesal, “Iya aku tau tapi kalau sampai kalian bertarung hanya karena hal ini, kita akan dikeluarkan dari markas!” kata Gatori dengan menahan Syukur, tiba tiba dari belakang angkatan  laut pirang itu menusuk Gatori dari belakang, “Apa yang kau lakukan, pirang kurang ajar!” kata Syukur dengan sangat marah, “Hahaha itulah contohnya mengapa kalian tidak pernah berhasil menyelesaikan misi, kaptenmu saja baru diserang begitu sudah terluka” kata AUL pirang itu dengan sombongnya, “Apa !” kata Syukur yang ingin menyerang AUL pirang itu, Gatori langsung menahan Syukur dan melemparkan Syukur jauh jauh, “Jangan bertindak bodoh Syukur, ingat kita ini AUL tidak seharusnya kita melakukan perbuatan ini, hargailah sesame AUL!” kata Gatori kesakitan dengan berceceran darah, “Tapi Gatori aku tidak terima !” kata Syukur dengan emosional, “Terima  tidak terima, suka tidak suka kau harus menerimanya, aku mendidik kalian agarjadi seorang AUL yang bertanggung jawab dan disiplin serta kuat, kalau kau menyerang dia maka sama saja kau itu bajak laut !” tegur Gatori.
AUL pirang itu menyerang kembali Gatori dan Syukur, “Bicara apa kalian, AUL yang terkuat adalah AUL yang bisa mengalahkan semua lawan lawannya bahkan temannya sendiri !” kata AUL pirang itu dengan menodongkan senjatanya kembali, “Kalau meladeni orang itu maka aku dan Syukur akan dikeluarkan dari pulau ini ! Pusaran  Angin: Menghilang !”, Gatori mengeluarkan kekuatannya untuk menghindari serangan AUL pirang itu dan menghilang bersama Syukur.
Mereka menghilang langsung menuju ruang markas besar dan bertemu langsung dengan admiral Kizaru, “Ooouu anak bawang, dari mana saja kau?” tanya Kizaru, “Hehhh.. ma….af kapten ka….mi tadi menga…..lami masalah di perjalanan Hehh hehh” kata Gatori dengan kelelahan, “Ouuu begitu ya?” jawab Kizar, Kizaru langsung menendang Gatori dan Syukur, “Kena….pa kapten?” tanya Gatori, “Ouu dikalahkan oleh AUL lemah seperti itu, pantas kalian selalu gagal dalam misi” kata Kizaru dengan rasa tidak bersalah, “Ta… pi kapten kami..”, Kizaru menembakkan laser dari tangannya ke Syukur, “Apa yang anda lakukan kapten, Syukur tidak bersalah…” kata Gatori dengan menimang Syukur yang terkena tembakan, “Dalam markas besar ini aku tidak membutuhkan orang gagal seperti kalian, kalian keluar dari sini !” Kizaru menendang keluar Gatori  dan Syukur dari markas besar, Gatori yang setengah sadar langsung menempatkan Syukur yang tidak sadarkan diri ke tempat yang aman dan menuju markas besar, “Apa maksud dari semua ini kapten, kenapa anda tiba tiba menyerang kami, apa salah kami?” tanya Gatori, “Ouuu kalian terlalu lemah, itu salah kalian. Kalian telah dididik sejak kecil disini dan ternyata kalian tidak berkembang sama sekali” kata Kizaru,”Tapi kami telah berusaha keras agar lebih kuat dari sebelumnya” kata Gatori, “Ouu kalau begitu buktikan jika kau sudah lebih kuat” tantang Kizaru, Gatori yang geram langsung melancarkan pukulan ke arah Kizaru, tapi dengan santainya Kizaru menghindar dan menyerang Gatori, Gatori yang terlempar tidak ingin dikalahkan dengan mudah, Gatori menyerang kembali dengan serangan khususnya “Bidikan Angin: Jarum Hembusan Pusaran Angin” Gatori menembakkan jarum jarum angin dari jempol kanannya yang dikaitkan di ibu jari dan jari telunjuknya, “Kena !” kata Gatori, “Ouuu lambban sekali” kata Kizaru yang tiba tiba muncul dari belakang Gatori, Kizaru langsung menembakkan laser panah ke Gatori dan menendang kuat Gatori, Gatori yang terlempar menahan serangan itu dan kembali menyerang Kizaru,namun Kizaru lebih cepat dan melakukan serangan akhirnya, “Pergilah bersama teman temanmu yang lain, anak bawang !” Kizaru menendang dengan keras muka Gatori dan Gatori pun terlempar jauh dari markas besar.
Gatori mendarat dengan keras tepat di pinggir pulau Adifar. Gatori yang selama ini menurut pada Kizaru tidak percaya bahwa dia dihajar habis dan dikeluarkan dari AUL oleh Kizaru, orang yang melatihnya selama ini dan orang yang sangat dipercayainya.

TO BE CONTINUED..


[1] Batu Laut adalah batu yang dapat memanipulasi pengguna kekuatan Akuma
[2] Golok merupakan senjata tradisional khas Banten

No comments:

Post a Comment