Setelah kejadian itu, Gatori terus
terbayang akan kata kata Luffy jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang
laksamana tinggi AUL dan mulai berlatih dan terus berlatih. Di sela sela
latihannya, tiba tiba kapal Gatori diserang oleh sekelompok bajak laut, mereka
menembakkan meriam ke arah kapal Gatori dengan bertubi tubi. “Kapten!! Kapal
kita diserang” kata salah satu anak buah
kapal Gatori, “Balas serangan mereka!!” perintah Gatori, dengan sigap para anak
buah Gatori menyiapkan meriam dan pelurunya, beberapa kali tembakan tiang kapal
bajak laut itu langsung hancur. Di ambang kemenangan di pihak Gatori, tiba tiba
kapal Gatori bocor dan tenggelam perlahan, “Ada apa ini?? Kenapa tiba tiba saja
ada lubang di tengah kapal??” tanya Gatori, Gatori mendekati lubang misterius
tersebut. Ketika memegang lubang itu, tangan Gatori tertarik ke bawah dengan
cepat dan seketika pula muncul tangan dari balik lubang itu,”Pengguna kekuatan akuma??” heran Gatori,
tanpa pikir panjang Gatori mengeluarkan kekuatan anginnya dengan berpindah
tempat. Setelah berpindah tempat, tangan itu muncul tepat di kaki Gatori dan
langsung menarik tubuh Gatori ke bawah hingga dagu Gatori, “Kekuatan apa ini??” tanya Gatori dalam
hati. Saat Gatori tak bisa bergerak lagi,para anak buahnya hendak menolong
Gatori namun kaki mereka tenggelam ke kapal, “Kita juga tenggelam” kata salah
satu anak buah Gatori, “kapten, apa yang harus kita lakukan??” tanya anak buah
Gatori dengan lantang, “A…A..ku ti… dak … tahu….” Jawab Gatori dengan terbatah
batah. Saat Gatori dan para anak buahnya tak
bisa bergerak lagi, bajak laut itu pun menjarah kapal Gatori dan mulai memporak-porandakan kapal Gatori,
“Kurang ajar!! Berani beraninya kalian!!” teriak Gatori, Gatori hendak
menyerang mereka dengan kepalanya namun leher Gatori langsung dikalungi rantai
dari Batu Laut[1],
kekuatan Gatori langsung lenyap.
Para bajak laut itu pun menendang dan
memukul kepala Gatori hingga Gatori pingsan, setelah itu Gatori dan para anak
buahnya dibuang di sebuah pulau yang tak berpenghuni. “Aduhh, dimana kita??”
tanya anak buah Gatori, dia merangkak dengan tangan berlumuran darah dan tanpa
sengaja dia menyenggol kepala Gatori. “Kapten!! Kapten!! Kumohon kapten jangan
mati dulu, kalau anda mati, siapa yang akan melindungi kita?” kata anak buah
Gatori dengan sedih sambil memukul mukul wajah Gatori, “Weh aku masih hidup!!”
geram Gatori, “ngomong ngomong dimana kita, Syukur??”, “Aku tidak tau kapten,
sepertinya waktu kita pingsan kita
dibuang oleh bajak laut itu dan meninggalkan kita di pulau ini” kata Syukur,
Gatori dan Syukur pun masuk ke dalam hutan di pulau itu. Di dalam hutan, mereka
menemui berbagai hal yang aneh seperti gunung yang seperti perahu terbalik, kadal
besar berbintik, hingga pohon dengan bentuk bentuk yang aneh. Di sela
perjalanan, mereka melihat sebuah pedang yang tertancap di batang pohon
raksasa, mereka penasaran dengan pedang itu karena pedang itu memancarkan
cahaya putih yang terang. Gatori memegang pedang itu dan ingin menyabutnya
namun pedang itu tak bergerak sedikitpun, “Kkk… kerasnya… bbb… betul betul
tttttee….r..tancap ddd….engann… ddd…aa…ll..aaaaam!!!” kata Gatori dengan geram mencabut pedang itu. Dia telah
melakukan berbagai cara agar pedang itu
tercabut, dia telah mecoba dengan sendiri, dengan 2 orang temannya, bahkan dia juga mecnoba dengan membuat alat berat
yang bisa mencabut pedan itu, namun pedang itu tidak dapat tercabut.
Di saat dia putus asa untuk mencabut
pedang itu, dari balik hutan muncul seorang kakek dengan memakai tongkat
menghampiri mereka. “Hohoho, apa yang kalian lakukan disini anak muda?” tanya
kakek itu, “Kami terdampar disini karena ulah bajak laut kek” kata Gatori,
“Hohoho aku liat kau mencoba mencabut pedang Golok[2]
itu dan memang pedang Golok merupakan pedang yang sangat hebat” kata kakek itu,
“Jadi kenaapa bisapedang Golok ini bisa tertancap dengan kuat di batu ini?”
tanya Gatori, “Hohoho menurut legenda pedang Golok itu tertancap di batu itu
karena ada pertempuran besar yang melanda pulau ini serta kekalahan telak yang
dialami penduduk pulau ini sehingga pemimpin dari penduduk dengan rasa putus
asa menancapkan pedang itu dengan kekuatan khususnya di batu ini” kata kakek
itu, “Jadi begitu ya, pedang ini sangat indah dan mungkin jika salah satu
temanku memlilikinya pasti dia akan menjadi pendekar terkuat di AUL” kata
Gatori dengan berharap.
“Baiklah biar aku yang coba”, Syukur
ingin mencoba mencabut pedang itu. Syukur dengan tenang memegang gagang pedang
dan mulai mencabut pedang itu. Dengan segenap tenaganya Syukur berusaha
mencabut pedang itu. Sama seperti Gatori, Syukur mencoba segala cara agar
pedang itu tercabut.
“Hohoho belum bisa tercabut ya bocah?”
tanya kakek itu, “I…ya…. Ke…kkk, berrr….at seka…. liiii..” kata Syukur dengan beursaha mencabut pedang Golok
itu. “Hohoho Ku tidak akan pernah bisa mencabutnya karena teknik yang kau
gunakan salah” kata kakek itu dengan menjelaskan, “Terus bagaimana kek? Kalo
boleh kakek yang cabut pedang itu” jawab Gatori dengan tegas, “Hohoho maaf
bocah aku tidak bisa, karena pedang ini hanya bisa dicabut oleh orang yang
memliki jiwa petarung sejati.” Jelas kakek itu pada Gatori, “Memang kakek sudah
pernah mencoba mencabut pedang Golok itu?” tanya Gatori, “Aku pernah mencobanya
ketika aku masih berumur seperti kalian dan waktu itu aku selalu membanggakan
semangat bertarungku dan dengan percaya dirinya aku mencoba mencabut pedang itu
selama 5 tahun dan tak kunjung berhasil juga” kata kakek itu dengan menyesal,
“Kalau memang pedang ini bisa tercabut dengan menggunakan teknik khusus, kakek
pasti tau teknik mencabut pedang itu.” Kata Gatori dengan penuh pengharapan,
“Hohoho tentu saja aku tau tapi jangan beritahu siapa siapa soalnya teknik ini
tidak ada orang yang tau selain aku dan pahlawan yang pernah memakai pedang
Golok ini.” kata kakek itu dengan sedikit angkuh, “Begitu ya kek, dan kenapa
kakek mau memberitahu kepada kami tekniknya dan kakek bilang kalau teknik ini
tidak sembarang orang mengetahuinya?” tanya Gatori dengan kebingungan “Karena
aku melihat kau mempunyai potensi yang bisa membimbing teman-teman mu dengan
baik” kata kakek itu. Kemudian kakek itu mengajari Syukur teknik memegang
pedang Golok itu, setelah “belajar singkat” mempelajari memegangnya, Syukur pun
langsung mencoba mencabut pedang Golok itu kembali. Dan akhirnya sedikit demi
sedikit pedang Golok itu pun terangkat dari batu. Setelah sejam lamanya
mencabut pedang Golok itu, akhirnya pedang itu tercabut dan Syukur pun senang
bisa mencabut pedang itu. Pedang Golok itu mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang. Semua yang melihat cahaya
itu terpanah, “Waaw benar pedang yang sangat luar biasa”kata Syukur dengan mata
berkaca-kaca, “Hohoho selamat kau akhirnya bisa mencabut pedang Golok itu nak!”
kata kakek itu dengan tersenyum, “O ya kek, naman kakek siapa soalnya dari tadi
kita keenakan berbicara?” tanya Gatori tiba-tiba, “Namaku adalah Mamed, penjaga
pulau ini sekaligus keturunan langsung dari pahlawan pulau ini, Aridaya” jawab
kakek itu, “Benarkah? Terus kenapa kakek tidak bilang kalau pahlawan pulau ini
adalah keturunan kakek?” tanya Syukur, “Hohoho aku sengaja tidak memberitahu
kalian biar kalian langsung yang bertanya” kata kakek Mahmed dengan sedikit
tertawa, “Terus kita harus melakukan apa setelah mencabut pedang ini?” tanya
Syukur, “Bolehkah kami membawa pedang itu sebagai alat untuk membasmi kejahatan
kek?” tanya Gatori dengan memohon, “Hohoho maaf sayang sekali kalian tidak
dapat memiliki pedang tersebut karena pedang tersebut hanya bisa digunakan oleh
keturunan dari Aridaya dan keturunan langsung dari beliau itu aku nak” kata
kakek Mamed, “Kumohon kek biarkan aku memiliki pedang ini, kumohon!” kata
Syukur dengan memohon kepada kakek Mamed, “Maaf nak tetap tidak bisa, sekalipun
kau memohon kepadaku seribu kali tetap bisa” kata kakek Mamed dengan tegas,
“Tapi..” kaat Syukur dengan putus asa.
Tiba-tiba dari balik hutan muncul sinar laser yang hendak menembaki
mereka, “Wah apa itu?” tanya Gatori dengan heran, Gatori, Syukur, dan kakek
Mamed menghndari laser itu, “Hahaha ternyata kalian gesit juga” muncul suara
dari balik hutan, “Siapa kau?” tanya Syukur, tiba-tiba ada orang yang melayang
dari balik hutan dan ternyata adalah teman teman dari Gatori, “Sial ! apa yang
kalian lakukan pada teman temanku?” tanya Gatori dengan geram, “Hahaha mereka
duluan yang mengganggu perjalanan kami dan kami kesal, dengan terpaksa kami menembaki
mereka sampai mati” kata orang itu, “Memang kalian ini siapa?” tanya Syukur,
“Kami adalah bajak laut laser, namaku kapten Tenbaku, kapten dari bajak laut
ini” kata orang itu, “Kudengar kalian terdampar di pulau dan mencoba mencari
jalan keluar dari pulau ini dan ternyata kalian terdampar di pulau ini, pulau
Baneten” kata Tenbaku, “Kalian pasti akan membajak pulau ini kan? takkan
kubiarkan kalian membajak pulau ini karena pulau ini punya nilai sejarah yang
hebat” kata Gatori dengan kesal, “Hmm begitu ya, kalau begitu kalian akan
kumusnahkan dengan laserku ini!” kata Tenbaku dengan mengacungkan laser itu
pada Gatori.
Tenbaku langsung menembakkan lasernyab
ke arah Gatori, dengan sigap Gatori menghindari, sementara itu anak buah
Tenbaku mengepung Syukur dan kakek Mamed, “Bikin merepotkan saja mereka ini”
kata Syukur, Syukur langsung menyerang mereka dengan menggunakan pedang Golok
itu namun pedang Golok itu malah terlempar, “Waduh kenapa jadi begini?” tanya
Syukur dengan kebingungan, “Sudah kubilang yang bisa menggunakan pedang
tersebut cuman keturunan dari Aridaya” kata kakek Mamed, “Baiklah kalau kalian
ingin minta diserang” kata Syukur dengan mengeluarkan pedang dua matanya,
kelompok itu menyerang mereka dengan menembakkan laser tapi dengan cekatan Syukur
bisa mementalkan tembakan mereka dengan pedangnya itu, “Percuma saja” kata
Syukur, dengan cepat Syukur menebas mereka dengan sekali tebasan.
Di sisi lain kakek Mamed diserang
perompak itu, kakek Mamed yang terlihat lemah itu langsung mengeluarkan kekuatan
misterius dari telapak tangannya, “Teknik telapak Tangan, Dorongan Topan !”
kakek Mamed mengeluarkan kekuatan bak angina topan dibalik telapak tangannya
dan perompak-perompak itupun beterbangan, “Hebat
kakek Mamed ternyata dia punya kekuatan
buah akuma ya ?” tanya Syukur dalam hati, “Kek Mamed pengguna buah akuma
ya?” tanya Syukur, “Hohoho bukan, aku tidak memakan buah itu, itu adalah
kekuatan alami dari keluarga kami, namanya Garis Tangan Topan” kata kakek Mamed
dengan mengacungkan telapak tangannya, “Wah hebat, ternyata kakek kuat padahal
dilihat dari fisik kakek lemah ya” kata Syukur.
Sementara itu Gatori terus diserang
oleh Tenbaku, “Hahaha ternyata kapten dan awaknya sama saja, sama sama lemah,
sudah cukup main mainnya, saatnya menghabisimu dengan segera!” ancam Tenbaku,
dengan kekuatan penuh Tenbaku menembakkan lasernya ke arah Gatori dan Gatori
langsung menerima tembakan tersebut. “Hahaha itulah jadinya kalau kau berurusan
dengan bajak laut laser” kata Tenbaku dengan sombong, “A… aa… ku.. ti… dak…. aa…kaa…n
membiar…kanmu la… ri” kata Gatori dengan terluka parah, “Apa? Seharusnya kau
mati setelah menerima serangan itu tapi kenapa bisa kau..” tanya Tenbaku dengan
keheranan, “Akan kukirim kau ke Nusakama Hell!” kata Gatori mengeluarkan
kekuatan anginnya dari tangan kanannya. Gatori mengumpulkan kekuatan angina
dari tangan kanannya sehingga tangan kanannya membesar dan berwujud seperti
angin, “Giant Wind Arm: Half Dead !”, Gatori dengan kekuatan penuhnya langsung
mengarahkan pukulannya ke arah Tenbaku, “Apa? Ternyata dia pengguna akuma?
Tidak akan kubiarkan itu terjadi, tembakan laser kekuatan penuh!” Tenbaku
ketakutan dengan mengeluarkan tembakan lasernya namun kekuatan Gatori terlalu
kuat, Tenbaku dengan pasrah menerima serangan Gatori dan terlempar jauh ke
dalam hutan dan akibat dorongan kuat dari Gatori pohon pohon pun ikut
beterbangan.
“Itulah balasan untuk teman temanku
yang kau bunuh” kata Gatori dengan amarah. “Hebat
! kekuatan yang mengerikan” kata dalam hati kakek Mamed, tiba tiba Gatori
tersungkur lemas serta badannya menipis akibat kekuatan raksasanya itu, “Walah
ini efeknya kalau menggunakan kekuatan ini, aku berlebihan sekali” Gatori
berbicara sendiri, setelah pertarungan yang cukup sengit dan dimenangkan oleh
Gatori, Syukur, dan kakek Mamed, mereka menuju perkampungan tempat kakek Mamed
tinggal. Disana mereka istirahat sementara sebelum berlayar kembali.
2 hari kemudian, Gatori dan Syukur pun
berekemas untuk meninggalkan pulau Baneten, “Gatori bagaimana ini? Kita harus
bilang apa kalau sampai para petinggi tahu kalau kapal kita dihancurkan oleh
baja laut dan juga teman teman kita dibasmi sampai mati?” tanya Syukur
kebingungan, “Serahkan saja urusan itu padaku, biar aku yang bicara kepada
admiral Kizaru kejadiannya’ kata Gatori dengan percaya diri, “Tapi…” kata
Syukur dengan harap harap cemas, “Tidak usah cemas, tugasku sebagai kapten
adalah bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa teman teman sekapalnya
kan?” kata Gatori dengan tersenyum lebar, “Iya baiklah dann bagaimana dengan
teman teman kita, apa kita akan memakamkan mereka disini atau kita bawa pulang
saja?” tanya Syukur lagi, “Kita… kuburkan saja mereka disini biar mereka yang
jadi pahlawan di pulau ini, aku juga sudah memberitahu kakek Mamed” kata Gatori
dengan meyakinkan Syukur, “Emm baiklaha aku turuti perkataanmu kapten!” jawab
Syukur dengan memberi hormat pada Gatori.
Setelah mereka mengubur mayat teman
teman mereka, mereka pun berlayar lagi dengan kapal yang mereka rakit
meniggalkan pulau Baneten menuju pulau Adifar, pulau yang dihuni para AUL
sekaligus tempat latihan mereka.
Setelah sekian lamanya berlayar,
akhirnya mereka sampai di pulau Adifar. Dengan muka penuh penyesalan mereka
berjalan menuju markas besar AUL untuk melaporkan kejadian yang terjadi di
pulau Baneten. “Kau kenapa lesu begitu Kur?” tanya Gatori, “Hehh padahal aku
ingin memiliki pedang Golok itu” kata Syukur dengan rasa putus asa, “Ya sudah
memang pedang itu bukan takdirmu, lagipula kakek Mamed menyembunyikan pedang
Golok itu dari para penduduk pulau Baneten” kata Gatori, “Lain kali aku akan
lebih berusaha lagi untuk mengembangkan pedangku ini dan menjadi pendekar AUL
nomor satu” kata Syukur dengan semangat.
Ketika mendekati markas besar, Gatori
dan Syukur seperti dikucilkan dari para AUL lainnya, “Kemana anggotamu yang
lain Gatori” tanya salah satu AUL, “Yaa palingan mereka ditenggelamkan ombak
atau dihabisi oleh bajak laut” jawab AUL yang lain, “Hahaha itu karena anggota
kalian tu lemah, kalahkan bandit kecil saja sudah setengah mati melawannya
apalagi melawan bajak laut!” ejek AUL lainnya, tiba tiba Syukur mengancam
angakatan laut yang mengejek teman temannya, “Apa kau bilang? Mereka itu kuat
dan mereka dikalahkan karena sudah takdir mereka dikalahkan, jika kau di posisi
mereka kau pasti terbunuh dnegan mudahnya!” kata Syukur dengan emosional, “Jadi
kau mau bertarung yaa bocah?” tanya AUL tinggi yang mengejek rekan rekan Gatori
dan Syukur itu, “iAku tidak takut” jawab Syukur dengan geram, disaat mereka
ingin bertarung Gatori langsung melerainya. “Kalian ini kenapa? Jangan ributkan
hal yang tidak penting!” kata Gatori dengan melempar mereka berdua, “Aku tidak
suka ada orang yang menghina teman seperjuangan kita Gatori !” kata Syukur
dengan kesal, “Iya aku tau tapi kalau sampai kalian bertarung hanya karena hal
ini, kita akan dikeluarkan dari markas!” kata Gatori dengan menahan Syukur,
tiba tiba dari belakang angkatan laut
pirang itu menusuk Gatori dari belakang, “Apa yang kau lakukan, pirang kurang
ajar!” kata Syukur dengan sangat marah, “Hahaha itulah contohnya mengapa kalian
tidak pernah berhasil menyelesaikan misi, kaptenmu saja baru diserang begitu
sudah terluka” kata AUL pirang itu dengan sombongnya, “Apa !” kata Syukur yang
ingin menyerang AUL pirang itu, Gatori langsung menahan Syukur dan melemparkan
Syukur jauh jauh, “Jangan bertindak bodoh Syukur, ingat kita ini AUL tidak
seharusnya kita melakukan perbuatan ini, hargailah sesame AUL!” kata Gatori
kesakitan dengan berceceran darah, “Tapi Gatori aku tidak terima !” kata Syukur
dengan emosional, “Terima tidak terima,
suka tidak suka kau harus menerimanya, aku mendidik kalian agarjadi seorang AUL
yang bertanggung jawab dan disiplin serta kuat, kalau kau menyerang dia maka
sama saja kau itu bajak laut !” tegur Gatori.
AUL pirang itu menyerang kembali
Gatori dan Syukur, “Bicara apa kalian, AUL yang terkuat adalah AUL yang bisa
mengalahkan semua lawan lawannya bahkan temannya sendiri !” kata AUL pirang itu
dengan menodongkan senjatanya kembali, “Kalau
meladeni orang itu maka aku dan Syukur akan dikeluarkan dari pulau ini !
Pusaran Angin: Menghilang !”, Gatori
mengeluarkan kekuatannya untuk menghindari serangan AUL pirang itu dan
menghilang bersama Syukur.
Mereka menghilang langsung menuju
ruang markas besar dan bertemu langsung dengan admiral Kizaru, “Ooouu anak
bawang, dari mana saja kau?” tanya Kizaru, “Hehhh.. ma….af kapten ka….mi tadi
menga…..lami masalah di perjalanan Hehh hehh” kata Gatori dengan kelelahan,
“Ouuu begitu ya?” jawab Kizar, Kizaru langsung menendang Gatori dan Syukur,
“Kena….pa kapten?” tanya Gatori, “Ouu dikalahkan oleh AUL lemah seperti itu,
pantas kalian selalu gagal dalam misi” kata Kizaru dengan rasa tidak bersalah,
“Ta… pi kapten kami..”, Kizaru menembakkan laser dari tangannya ke Syukur, “Apa
yang anda lakukan kapten, Syukur tidak bersalah…” kata Gatori dengan menimang
Syukur yang terkena tembakan, “Dalam markas besar ini aku tidak membutuhkan
orang gagal seperti kalian, kalian keluar dari sini !” Kizaru menendang keluar
Gatori dan Syukur dari markas besar,
Gatori yang setengah sadar langsung menempatkan Syukur yang tidak sadarkan diri
ke tempat yang aman dan menuju markas besar, “Apa maksud dari semua ini kapten,
kenapa anda tiba tiba menyerang kami, apa salah kami?” tanya Gatori, “Ouuu
kalian terlalu lemah, itu salah kalian. Kalian telah dididik sejak kecil disini
dan ternyata kalian tidak berkembang sama sekali” kata Kizaru,”Tapi kami telah
berusaha keras agar lebih kuat dari sebelumnya” kata Gatori, “Ouu kalau begitu
buktikan jika kau sudah lebih kuat” tantang Kizaru, Gatori yang geram langsung
melancarkan pukulan ke arah Kizaru, tapi dengan santainya Kizaru menghindar dan
menyerang Gatori, Gatori yang terlempar tidak ingin dikalahkan dengan mudah,
Gatori menyerang kembali dengan serangan khususnya “Bidikan Angin: Jarum
Hembusan Pusaran Angin” Gatori menembakkan jarum jarum angin dari jempol
kanannya yang dikaitkan di ibu jari dan jari telunjuknya, “Kena !” kata Gatori,
“Ouuu lambban sekali” kata Kizaru yang tiba tiba muncul dari belakang Gatori,
Kizaru langsung menembakkan laser panah ke Gatori dan menendang kuat Gatori,
Gatori yang terlempar menahan serangan itu dan kembali menyerang Kizaru,namun
Kizaru lebih cepat dan melakukan serangan akhirnya, “Pergilah bersama teman
temanmu yang lain, anak bawang !” Kizaru menendang dengan keras muka Gatori dan
Gatori pun terlempar jauh dari markas besar.
Gatori mendarat dengan keras tepat di
pinggir pulau Adifar. Gatori yang selama ini menurut pada Kizaru tidak percaya
bahwa dia dihajar habis dan dikeluarkan dari AUL oleh Kizaru, orang yang
melatihnya selama ini dan orang yang sangat dipercayainya.
TO BE CONTINUED..
No comments:
Post a Comment